REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok terus melakukan berbagai langkah antisipatif untuk menghadapi kasus demam berdarah dengue (DBD) dan Cikungunya. Salah satu upayanya adalah dengan meningkatkan monitoring kasus serta bersinergi bersama puskesmas serta rumah sakit (RS) di Kota Depok.
"Kami terus melakukan penanganan kasus DBD dan Chikungunya agar tidak meningkat. Selain juga agar warga terbebas dari penyakit tersebut," ujar Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinkes Kota Depok, Umi Zakiati di Balai Kota Depok, Selasa (26/1).
Menurut Umi, pihaknya sudah melakukan monitoring laporan kasus dari puskesmas, RS, juga fasilitas layanan kesehatan swasta. Dengan begitu, kasus DBD maupun Chikungunya di Kota Depok dapat terus terpantau. "Kami sudah menginstruksikan puskesmas dan RS untuk menangani pasien DBD dan Chikungunya sesuai kewenangan dan standar operasional prosedur (SOP). Tujuannya agar penderita DBD maupun Chikungunya dapat memperoleh pengobatan secara tepat," jelasnya.
Umi mengatakan, imbauan kepada masyarakat melalui kelurahan dan kecamatan juga dilakukan oleh Dinkes Kota Depok. Yakni dengan melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus setiap minggu. Selain itu melakukan pemeriksaan jentik berkala (PJB), larvasidasi di wilayah masing-masing dengan pelaksanaan foging fokus pada wilayah yang ditemukan kasus DBD.
"Kami berharap dengan berbagai langkah yang dilakukan dapat meminimalisir kasus DBD dan Chikungunya di Kota Depok. Tentunya juga dengan kontribusi dari masyarakat untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan. Jadi, perlu dukungan dan kontribusi dari masyarakat dengan perilaku hidup bersih serta tetap menjaga lingkungan," ujarnya.