REPUBLIKA.CO.ID, LENGKONG -- Kabar akan terjadinya gempa besar karena Sesar Bandung akan melepaskan energinya pada 2021 beredar dan meresahkan masyarakat. Namun Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bandung menegaskan kabar mengenai Sesar Lembang yang akan melepaskan energi adalah tidak benar.
Dalam pernyataan resminya, BMKG Bandung menegaskan sampai saat ini gempa belum dapat diprediksi. "Gempa bumi belum dapat diprediksi, sehingga informasi bahwa tahun 2021 Sesar Lembang akan melepaskan energi yang dikumpulkan sejak 2012 adalah informasi hoaks (tidak benar)," tulis BMKG Bandung dalam akun Twitter resminya, Selasa (26/1).
BMKG dalam pernyataan mengakui, Sesar Bandung memang memiliki potensi gempa. Namun waktu dan besar magnitudonya belum bisa diprediksi.
"Potensi kekuatan gempa maksimum dapat diketahui, tetapi energi yang dihasilkan bisa saja hanya 40 persen atau 50 persen dari energi maksimum," ujar BMKG.
Dijelaskan BMKG, Sesar Lembang merupakan sesar aktif dengan panjang sekitar 25-29 km yang terbagi menjadi 3 segmen. Berdasarkan kajian paleoseismik sesar Lembang mengalami pelepasan energi (gempa bumi) pada tahun 1600.
Jika 3 segmen sesar Lembang bergerak bersamaan akan menimbulkan gempabumi dengan kekuatan maksimum sekitar 6.8-6.9 Mw. Hingga kini aktivitas gempa bumi terakhir yang terekam seismograf BMKG yaitu 2010-2012 sebanyak 14 kejadian. Dari kejadian tersebut hanya 1 gempa bumi yang dirasakan yakni pada 28 Agustus 2011.