Selasa 26 Jan 2021 18:52 WIB

Dinas PUPR Depok Bersihkan Sampah Situ Cilodong

Saat ini Situ Cilodong sudah bersih dari sampah yang sebelumnya banyak mengapung.

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Andi Nur Aminah
Seorang warga berdiri di atas sampan di antara sampah yang menumpuk di sebuah situ (ilustrasi)
Foto: Antara/Asprilla Dwi Adha
Seorang warga berdiri di atas sampan di antara sampah yang menumpuk di sebuah situ (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Satuan Tugas (Satgas) Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Depok dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kelurahan Kalibaru, Kota Depok bergotong royong membersihkan Situ Cilodong dari sampah. "Saat ini Situ Cilodong sudah bersih dari sampah yang sebelumnya banyak mengapung di atasnya," ujar Koordinator Satgas Banjir, Dinas PUPR Kota Depok, Edisyam dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Selasa (26/1).

Ia menuturkan, pihaknya menurunkan 10 personel untuk membersihkan sampah di Situ Cilodong. Dalam kurun waktu beberapa jam, seluruh sampah yang ada berhasil berhasil diangkat. "Alat-alat yang kami gunakan untuk mengangkat sampah berupa congkrang, jaring, dan pengait," tutur Edisyam.

Baca Juga

Menurut Edisyam, Satgas SDA Dinas PUPR selalu rutin membersihkan Situ Cilodong dua pekan sekali. Biasanya sampah-sampah yang berada di pinggir situ berasal dari limbah rumah tangga. "Kami juga sudah pasang jaring tapi dirasa kurang efektif, jadi butuh pembersihan langsung turun ke situ," terangnya.

Ketua Pokdarwis Kelurahan Kalibaru, Rakimin menambahkan, pihaknya akan memasang spanduk berisi larangan membuang sampah di sekitar Situ Cilodong. Dengan begitu, diharapkan masyarakat tidak lagi membuang sampah ke area situ. "Pokdarwis bersama warga sekitar juga akan terus mengontrol area Situ Cilodong agar tidak ada lagi yang berani membuang sampah sembarangan," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement