Selasa 26 Jan 2021 22:07 WIB

Anda Ingin Hijrah? Renungi Pesan Syekh Ibnu Athaillah Ini

Syekh Ibnu Athaillah memberikan nasihat hakikat hijrah

Rep: Fuji E Permana/ Red: Nashih Nashrullah
Syekh Ibnu Athaillah memberikan nasihat hakikat hijrah. Ilustrasi hijrah
Foto: republika.co.id
Syekh Ibnu Athaillah memberikan nasihat hakikat hijrah. Ilustrasi hijrah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Fenomena hijrah saat ini di sejumlah kalangan satu sisi adalah sesuatu yang positif.

Namun, patut untuk merenungkan pesan Syekh Ibnu Athaillah dalam Kitab Al-Hikam. Dia mengingatkan mengingatkan orang-orang yang ingin atau berniat hijrah agar meluruskan niat serta tujuannya. 

Baca Juga

Menurutnya, hijrah harus menuju kepada Allah SWT dan Rasul-Nya karena mentaati perintah Allah dan Rasul-Nya.

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ قَالَ سَمِعْتُ يَحْيَى بْنَ سَعِيدٍ يَقُولُ أَخْبَرَنِي مُحَمَّدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ أَنَّهُ سَمِعَ عَلْقَمَةَ بْنَ وَقَّاصٍ اللَّيْثِيَّ يَقُولُ سَمِعْتُ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَإِنَّمَا لِامْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى دُنْيَا يُصِيبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ

Perhatikan sabda Nabi Muhammad SAW ini. Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya amalan itu tergantung niatnya dan setiap orang hanya mendapatkan apa yang diniatkannya. Barang siapa yang (berniat) hijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya akan sampai dan diterima Allah dan Rasul-Nya. Dan barang siapa (berniat) hijrah karena dunia yang bakal diraihnya atau wanita yang akan dinikahinya, maka hijrahnya hanya sampai pada apa yang diniatkannya itu."

"Perhatikan sabda Nabi Muhammad SAW ini dan pahami hadist ini jika engkau mempunyai kemampuan untuk berpikir." (Al-Hikam).

Mengutip terjemah Al-Hikam karya Ustadz Bahreisy, dia menjelaskan bahwa pesan dalam hadist tersebut adalah hijrah yang tidak diniatkan dengan ikhlas kepada Allah akan terhenti pada tujuan yang sangat rendah dan tidak berarti serta tidak akan mencapai keridhaan Allah. 

Seseorang meminta nasihat kepada Abu Yazid Al-Busthami. Abu Yazid mengatakan, “Jika Allah menawarkan kepadamu kekayaan dari Arsy sampai ke bumi. Maka katakanlah bukan itu (tujuanku) ya Allah, hanya Engkau ya (Allah) tujuanku.”

Abu Sulaiman Addarani berkata, “Andaikan aku disuruh memilih antara masuk surga jannatul Firdaus dengan sembahyang dua rakaat. Niscaya aku pilih sembahyang dua rakaat. Sebab di dalam surga aku dengan bagianku, dan dalam sembahyang aku dengan Tuhanku.” 

Asysyibli mengatakan, “Dalam nikmat yang diberikan Allah ada ujian. Siapa yang silau dan lupa kepada Allah setelah menerima nikmat, dan siapa yang tetap taat pada Allah sebelum dan setelah menerima nikmat.” 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement