REPUBLIKA.CO.ID,TANJUNGPINANG -- Kepala Karantina Pertanian Tanjungpinang Raden Nurcahyo Nugroho mengatakan produk tepung kelapa asal Pulau Bintan, Kepulauan Riau (Kepri), semakin diminati oleh konsumen di India.
"Sukses menembus pasar India pada akhir September 2020, kini permintaan tepung kelapa Pulau Bintandari India terus meroket," kata Raden di Tanjungpinang, Selasa (27/1).
Raden mengungkapkan peningkatan terlihat dari volume maupun nilai ekonomi produk. Berdasarkan data pada sistem perkarantinaan IQFAST Badan Karantina Pertanian (Barantan), kata dia, ekspor tepung kelapa ke India pada bulan September dan November 2020 masing-masing sebesar 18 ton atau setara Rp194,4 juta dan 36 ton atau setara Rp389,3 juta.
Kemudian di awal tahun 2021, lanjutnya, sebanyak 45 ton tepung kelapa bernilai Rp558,2 juta milik PT BOF telah disertifikasi Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Tanjungpinang, dengan rincian pada tanggal 18 Januari volumenya 36 ton dan 22 Januari dengan volume 9 ton.
“Hanya dalam seminggu sudah ada dua Phytosanitari Certificate (PC) yang dirilis untuk tepung kelapa tujuan India, ini hal positif dan belum pernah terjadi sebelumnya. Kami prediksi volume ekspor ini makin bertambah jelang akhir Januari 2021,” jelasnya.
Labih lanjut, Raden menyebut sebelum melakukan sertifikasi, tentunya pejabat karantina pertanian telah melakukan serangkaian tindakan karantina untuk menjamin keberterimaan komoditas pertanian yang diekspor.
“Saat ini ekspor produk olahan kelapa seperti tepung kelapa lebih bernilai tambah bila dibandingkan dengan ekspor kelapa bulat, karena lebih banyak diminati pasar global,” sebutnya.
Secara terpisah, Kepala Barantan Ali Jamil sangat mendukung upaya yang telah dilakukan Karantina Pertanian Tanjungpinang dalam mengimplentasikan langkah-langkah strategis Kementan dalam pencapaian gerakan tiga kali lipat ekspor (Gratieks) yang digagas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.
Dikatakannya Program Gratieks itu meliputi meningkatkan volume ekspor, mendorong pertumbuhan eksportir baru, menambah ragam komoditas, meningkatkan frekuensi pengiriman, dan menambah negara mitra dagang.
"Kementerian Pertanian sendiri terus berupaya memberikan fasilitasi terhadap program ini, dengan memberikan pendampingan teknis dan pelayanan lainnya," demikian Ali Jamil.