REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas silaturahmi ke kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Jakarta pada Selasa (26/1). Dalam pertemuan itu Menag meminta doa dan menyampaikan pesan presiden soal kemandirian pesantren kepada PBNU.
Dalam pertemuan tersebut Menag mengawali dengan memohon doa Kiai Said Aqil dan keluarga besar PBNU dalam mengemban amanah sebagai Menag. Ia mengatakan bahwa presiden tidak memberi waktu panjang dan hanya ada sedikit waktu untuk melaksanakan tugas sebagai Menag.
"Saya mohon doanya Kiai Said Aqil dan keluarga besar PBNU, saya menyadari tantangan saya di Kementerian Agama (Kemenag) tidaklah mudah, baik yang datang dari dalam maupun dari luar," kata Menag dalam siaran pers yang diterima Republika Rabu (27/1).
Menag mengatakan, salah satu yang diinginkan presiden itu bagaimana pesantren bisa mandiri secepatnya. Konsep pesantren mandiri harus selesai dalam waktu enam bulan. Sekali lagi mohon doa dari kiai dan semuanya.
Gus Yaqut bercerita ketika dirinya ditunjuk Presiden Joko Widodo sebagai Menag. Menurutnya orang pertama yang diingatnya adalah Ketua PBNU Kiai Said Aqil.
"Malah saat sambutan pertama saya usai dilantik adalah apa yang disampaikan oleh Kiai Said Aqil, yaitu agama adalah inspirasi. Alhamdulillah, pernyataan Kiai Said Aqil yang saya sampaikan itu bahwa agama adalah inspirasi kini diimplementasikan seluruh jajaran Kemenag pusat dan daerah. Sekali lagi terima kasih saya diberi nasihat," ujar Menag.
Kiai Said mengakui tugas Gus Yaqut sebagai Menag sangat berat. Amanah yang diemban Menag tentu sangat berat, terutama dalam mengembalikan agama yang universal dan menginspirasi.
"Mari kita doakan Gus Yaqut dalam mengemban amanah dan membangun marwah Kemenag ke depan serta menjadi sentral kemanusiaan. Mudah-mudahan semua langkah Menag diberi karomah dan diberkahi oleh Allah, aamiin," kata Kiai Said.
Tampak hadir mendampingi Menag di antaranya Sekjen Kemenag Nizar Ali, Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin, Dirjen Pendidikan Islam Ali Ramdhani, Direktur PD Pontren Waryono, dan sejumlah Stafsus Menag.