REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum MUI Buya Anwar Abbas mengatakan, dengan adanya prediksi peringkat populasi Muslim Indonesia di dunia tentu akan berpengaruh terhadap daya saing, terutama di dunia Muslim.
"Orang melirik negara kita itu karena mayoritas Muslim dan jumlahnya terbesar di dunia,"ujar dia kepada Republika, Rabu (27/1).
Menurut Buya Anwar, melihat hasil prediksi dari penelitian Pew Research Center bahwa jumlah populasi Muslim Indonesia yang akan kalah dari India ini dapat dilihat dari faktor lingkungan yang besar bisa jadi solidaritas kecil sedangkan di lingkungan kecil maka solidaritas besar.
Indonesia mayoritas Muslim, tetapi solidaritasnya saat ini sudah mulai terpecah belah. Sedangkan, Muslim India, mereka adalah minoritas, tetapi karena minoritas ini solidaritas mereka tentu lebih kuat sehingga lambat laun jumlah mereka semakin besar.
Hal ini memang sudah sunnatullah karena tidak ada suku bangsa yang mendapatkan kejayaan abadi. Pada masa lalu Turki Utsmani memiliki kejayaan luar biasa, tetapi harus runtuh begitu juga Inggris raya.
"Indonesia saat ini memiliki jumlah Muslim terbesar namun kita memiliki masalah terhadap ekonomi, bisa jadi menurunnya peringkat populasi ini diakibatkan karena banyaknya orang yang murtad akibat kemiskinan," jelas dia.
Anwar mencontohkan fakta adanya seorang anak yang murtad karena masalah ekonomi. Dia bercita-cita sekolah tinggi, tetapi karena tidak ada biaya, kemudian ada pihak yang menawarkan beasiswa dengan syarat pindah agama. Dia kemudian bersedia untuk murtad.
Indonesia harus membenahi ekonomi keumatan. Seharusnya, saat ini, anak-anak generasi milenial lebih banyak melirik dunia bisnis.
Pengusaha besar tidak perlu resah karena setiap pasar ada pemainnya masing-masing. Pengusaha baru dapat terjun lebih dahulu pada usaha kecil dan menengah.
"Dengan terpilihnya Erick Thohir sebagai Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah, diharapkan sektor riil dapat berkembang. Karena pemimpin sebelumnya lebih fokus kepada aktivitas financial semata," jelas dia.
Padahal, yang dibutuhkan Muslim Indonesia adalah percepatan pengembangan ekonomi di sektor riil. Sehingga, dapat meningkatkan kontribusi umat Islam di bidang ekonomi.
Anwar menekankan bahwa cara dakwah umat lain dengan mengeksploitasi umat Islam karena kemiskinan memang salah. Tetapi, sebagai Muslim tidak serta-merta menyalahkan mereka saja, sebagai umat Islam kita harus berubah dan menurunkan angka kemiskinan.
Jika titik lemah umat Islam ini hilang bukan tidak mungkin Indonesia tetap berada di posisi teratas dalam peringkat populasi Muslim dunia.
Sebelumnya, Pew Research Center telah memperbaharui data 10 negara dengan populasi Muslim terbanyak di dunia. Jika pada 2010 Indonesia memiliki Muslim terbanyak, data terbaru pada 2015 pun menunjukkan hal serupa. Namun, berbeda saat Pew memprediksi negara dengan Muslim terbanyak pada 2060.
Secara berurutan, saat ini, negara dengan populasi Muslim terbanyak adalah Indonesia, India, Pakistan, Bangladesh, Nigeria, Mesir, Iran, Turki, Algeria, dan Irak. Sementara, untuk prediksi pada 2068, secara berurutan negara dengan populasi Muslim terbanyak adalah India, Pakistan, Nigeria, Indonesia, Bangladesh, Mesir, Irak, Turki, Iran, dan Afghanistan.