Rabu 27 Jan 2021 14:41 WIB

Kematian Akibat Covid-19 di Inggris Capai 100 Ribu

Pemerintah Inggris tengah berjuang untuk mempercepat pengiriman vaksinasi

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Christiyaningsih
Jamaah masjid Al Abbas Islamic Center, Balsal Heath,  Birmingham Inggris menerima suntikan vaksin Covid-19, Kamis (21/1). Diharapkan sekitar 300 hingga 500 orang menerima vaksin di tempat ini.
Foto: REUTERS/CARL RECINE
Jamaah masjid Al Abbas Islamic Center, Balsal Heath, Birmingham Inggris menerima suntikan vaksin Covid-19, Kamis (21/1). Diharapkan sekitar 300 hingga 500 orang menerima vaksin di tempat ini.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON - Korban tewas di Inggris akibat pandemi virus corona melewati 100 ribu orang pada Selasa (26/1). Pemerintah Inggris tengah berjuang untuk mempercepat pengiriman vaksinasi dan mencegah varian virus.

Menurut kepala petugas medis Inggris, lebih banyak kematian akan menyusul sebelum program vaksinasi mulai berlaku. Inggris memiliki jumlah korban tertinggi kelima di dunia akibat Covid-19 dan melaporkan 1.631 kematian lebih lanjut dan 20.089 kasus pada Selasa (26/1).

Baca Juga

Sebanyak 100.162 kematian lebih dari jumlah korban sipil Inggris dalam Perang Dunia Kedua dan dua kali jumlah tewas dalam kampanye pengeboman Blitz 1940-1941. "Sulit untuk menghitung kesedihan yang terkandung dalam statistik suram itu, tahun-tahun kehidupan yang hilang, pertemuan keluarga yang tidak dihadiri, dan begitu banyak kerabat kehilangan kesempatan, bahkan untuk mengucapkan selamat tinggal," kata Perdana Menteri Boris Johnson.

"Kami akan memastikan bahwa kami mempelajari pelajaran dan merenungkan serta mempersiapkan," kata Johnson, yang pemerintahnya telah menghadapi kritik keras atas penanganan krisisnya.

Inggris, yang sejauh ini merupakan negara terpadat dari empat negara Britania Raya, kembali melakukan lockdown nasional pada 5 Januari. Lockdown mencakup penutupan pub, restoran, toko non-esensial, dan sekolah bagi sebagian besar siswa. Pembatasan perjalanan lebih lanjut telah diberlakukan.

Pada Desember, Inggris menjadi negara pertama di dunia yang menyetujui vaksin Covid-19 Pfizer. Inggris telah menetapkan sendiri tugas menawarkan vaksinasi kepada semua orang yang berusia 70 tahun ke atas, mereka yang secara klinis rentan, pekerja kesehatan dan perawatan sosial garis depan, serta orang dewasa yang lebih tua di panti jompo pada pertengahan Februari.

Hingga Senin, sebanyak 6.853.327 orang telah menerima dosis pertama dan 472.446 dosis kedua. Pemerintah mengatakan tingkat vaksinasi dan keberhasilan vaksinasi adalah kunci untuk dapat melonggarkan pembatasan karena Inggris berjuang dengan kematian tertinggi per 100 ribu orang di dunia menurut data yang dikumpulkan oleh Universitas Johns Hopkins.

"Sayangnya kita akan melihat lebih banyak kematian selama beberapa pekan ke depan sebelum efek vaksin mulai dirasakan,” kata Chris Whitty, kepala petugas medis Inggris.

Varian baru juga mengkhawatirkan para ilmuwan. Johnson telah memperingatkan prospek varian 'penghilang vaksin' dapat berarti bahwa tindakan lockdown diperlukan lebih lama.

Inggris akan mengumumkan apakah mereka juga akan membawa karantina wajib di hotel untuk beberapa atau semua kedatangan dan telah memperingatkan publik untuk tidak membuat rencana berlibur untuk liburan musim panas.

"Pemerintah sedang melihat, seperti yang telah dikonfirmasi oleh perdana menteri, kebijakan karantina hotel, dan kami akan mengumumkan hal ini dengan cara yang tepat," kata menteri junior yang bertanggung jawab atas penyebaran vaksin Nadhim Zahawi.

sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement