REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Sekolah Tinggi Ekonomi Islam SEBI (STEI SEBI) meluncurkan buku Growth of Islamic Banking in Indonesia: Theory and Practice melalui daring, Senin (25/1). Buku ini ditulis kolaborasi antara Dr Sigit Pramono dari Indonesia (STEI SEBI) dan Prof Yashusi Suzuki dari Jepang.
Dalam ruang zoom, selain kedua penulis, terlihat hadir beberapa tokoh nasional dan internasional, praktisi serta akademisi ekonomi syariah. Mereka antara lain Mereka antara lain, Prof Dr Dorojatun Kuntjorotjakti (tokoh nasional, Universitas Indonesia), Datuk Dr Daud Bakr (International Islamic University of Malaysia), Kemas A Stamboel (BTPN Syariah), Herwin Bustaman (Bank Permata Syariah), Dr Suminto (Kementerian Keuangan RI), Dr Rifki Ismal (Bank Indonesia), Prof Dr Euis Amalia (UIN Jakarta), dan Dr Rahmatina A Kasri (Univesitas Indonesia).
Sebagai pembuka, Prof Dorojatun memberikan apresiasi atas penerbitan buku ini secara langsung via daring. Menko Urusan Ekonomi dalam kabinet Presiden Megawati, juga mengenang bagaimana pemerintah Indonesia menunjukkan keberpihakan terhadap pengembangan bank syariah dan ekonomi syariah di Indonesia.
“Itu adalah memori yang membahagiakan, dalam periode 2001-2004, sebagai Menko Urusan Ekonomi dalam kabinet Presiden Megawati dan beberapa waktu setelahnya, saya ditantang dengan sebuah gagasan tentang bagaimana Indonesia juga mengambil peran aktif dalam pembangunan bisnis dan keuangan syariah. Untuk membawa hal itu ke dalam kemajuan ekonomi global, sebagai sebuah cara untuk mengenalkan strategi pertumbuhan berkeadilan Islam (Islamic equitable growth strategy) dalam pembangunan,” kata Dorodjatun dalam keynote speech-nya secara daring.
Ia juga menyampaikan rasa kagum terhadap perkembangan ekonomi syariah saat ini. “Saya sungguh terdorong untuk menyaksikan fakta bahwa perkembangan gagasan dan inisiatif tersebut saat ini telah mencapai level yang mengagumkan, tidak saja dalam dunia Islam, tetapi juga di luarnya,” ujarnya dalam rilis yang diterima Republika.co.id.
Sekretaris Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) Hendro Wibowo mengatakan buku ini menjadi penting dan menemukan momentumnya karena diluncurkan di masa pemerintah Indonesia semakin serius memberikan perhatian terhadap perkembangan ekonomi syariah di Indonesia. Kebijakan terbaru pemerintah adalah upaya untuk menggabungkan (merger) tiga bank syariah menjadi Bank Syariah Indonesia (BSI).
Bahkan, kata dia, momen peluncuran buku ini berbarengan dengan acara peluncuran gerakan wakaf uang oleh Presiden Republik Indonesia, yang juga diadakan pada Senin (25/1). “Momentum bagus hari ini di istana presiden peluncuran gerakan nasional wakaf uang dan peresmian brand ekonomi syariah, SEBI Social Fund (unit pengelola dana filantropi STEI SEBI) konkret dalam implementasi gerakan nyata dalam program wakaf,” komentar Hendro Wibowo via daring.
Peluncuran buku ini juga disandingkan dengan penyerahan wakaf royalti penjualan buku oleh Dr Sigit Pramono (ketua STEI SEBI) sebagai penulis buku. Wakaf royalti karya dapat menjadi salah satu inovasi implementasi gerakan wakaf di tengah peluncuran gerakan wakaf uang oleh pemerintah saat ini.