Rabu 27 Jan 2021 17:15 WIB

Kata Pemkot Soal Pengangkut Jenazah Covid-19 di TPU Cikadut

Pemkot Bandung menanggapi soal kisruh jasa angkut jenazah Covid-19 di TPU Cikadut.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Yudha Manggala P Putra
Petugas rumah sakit dan keluarga terpaksa memakamkan sendiri jenazah positif Covid-19 dengan APD seadanya di Pemakaman khusus Covid-19 Tempat Pemakaman Umum (TPU) Cikadut, Kota Bandung, Rabu (27/1). Hal tersebut disebabkan petugas yang biasa mengangkut jenazah positif Covid-19 di TPU Cikadut melakukan aksi mogok bekerja.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Petugas rumah sakit dan keluarga terpaksa memakamkan sendiri jenazah positif Covid-19 dengan APD seadanya di Pemakaman khusus Covid-19 Tempat Pemakaman Umum (TPU) Cikadut, Kota Bandung, Rabu (27/1). Hal tersebut disebabkan petugas yang biasa mengangkut jenazah positif Covid-19 di TPU Cikadut melakukan aksi mogok bekerja.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung sedang membahas kemungkinan relawan pengangkut jenazah Covid-19 di tempat pemakaman umum (TPU) Cikadut yang ingin menjadi pegawai harian lepas (PHL). Hal itu menyusul para relawan yang mogok bekerja untuk mengangkut dan memasukan peti jenazah ke liang lahat.

Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana mengatakan, pada kondisi normal, pengangkutan jenazah hingga dimasukkan ke liang lahat biasa dilakukan pihak keluarga. Sedangkan penggalian liang lahat dan pengurukan oleh petugas Dinas Tata Ruang.

Baca Juga

Namun, selama pandemi Covid-19, pengangkutan hingga memasukkan jenazah ke liang lahat dilakukan para relawan yang menawarkan diri. Namun, ia mengingatkan para relawan tidak mematok biaya untuk jasa pengangkutan jenazah Covid-19.

"Di masa pandemi Covid-19, khususnya di Cikadut karena Covid-19 ini keluarga sieun (takut) dan ini katanya inisiatif karena memang ada kebutuhan tadi, warga sekitar membantu. Awalnya sukarela gak dipatok ternyata dalam perjalanan ada yang mematok," ujarnya, Rabu (27/1).

Ia melanjutkan, pihaknya saat ini masih mengkaji kemungkinan para relawan tersebut diakomodir menjadi pegawai harian lepas. Hal itu dilakukan agar pengangkutan tetap berjalan namun tidak mematok biaya yang besar.

"Sementara diperbantukan, tadi saya tanya PHL di pemakaman lain diperbantukan sementara untuk mengangkut," katanya.

Umroh plus wisata ke mana nih, yang masuk travel list Sobat Republika di Tahun 2024?

  • Turki
  • Al-Aqsa
  • Dubai
  • Mesir
  • Maroko
  • Andalusia
  • Yordania
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اِنَّ الَّذِيْنَ تَوَفّٰىهُمُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ ظَالِمِيْٓ اَنْفُسِهِمْ قَالُوْا فِيْمَ كُنْتُمْ ۗ قَالُوْا كُنَّا مُسْتَضْعَفِيْنَ فِى الْاَرْضِۗ قَالُوْٓا اَلَمْ تَكُنْ اَرْضُ اللّٰهِ وَاسِعَةً فَتُهَاجِرُوْا فِيْهَا ۗ فَاُولٰۤىِٕكَ مَأْوٰىهُمْ جَهَنَّمُ ۗ وَسَاۤءَتْ مَصِيْرًاۙ
Sesungguhnya orang-orang yang dicabut nyawanya oleh malaikat dalam keadaan menzalimi sendiri, mereka (para malaikat) bertanya, “Bagaimana kamu ini?” Mereka menjawab, “Kami orang-orang yang tertindas di bumi (Mekah).” Mereka (para malaikat) bertanya, “Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah (berpindah-pindah) di bumi itu?” Maka orang-orang itu tempatnya di neraka Jahanam, dan (Jahanam) itu seburuk-buruk tempat kembali,

(QS. An-Nisa' ayat 97)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement