Rabu 27 Jan 2021 17:17 WIB

Myanmar Mulai Vaksinasi Covid-19 dengan 1,5 Juta Dosis

Tenaga kesehatan dan relawan medis jadi yang pertama terima vaksin di Myanmar

Red: Nur Aini
 Petugas kesehatan yang mengenakan APD (Alat pelindung diri) bersiap untuk melakukan tes swab COVID-19 di jalan tol Yangon-Mandalay di Yangon, Myanmar, 13 Oktober 2020. Otoritas Yangon mengizinkan truk barang untuk menggunakan jalan tol Yangon-Mandalay, jika pengemudi dan asistennya tes COVID-19 negatif. Myanmar memperpanjang periode penguncian virus korona untuk Yangon, yang merupakan pusat wabah di negara itu, untuk mengekang penyebaran infeksi setelah lonjakan kasus virus korona.
Foto: EPA-EFE/NYEIN CHAN NAING
Petugas kesehatan yang mengenakan APD (Alat pelindung diri) bersiap untuk melakukan tes swab COVID-19 di jalan tol Yangon-Mandalay di Yangon, Myanmar, 13 Oktober 2020. Otoritas Yangon mengizinkan truk barang untuk menggunakan jalan tol Yangon-Mandalay, jika pengemudi dan asistennya tes COVID-19 negatif. Myanmar memperpanjang periode penguncian virus korona untuk Yangon, yang merupakan pusat wabah di negara itu, untuk mengekang penyebaran infeksi setelah lonjakan kasus virus korona.

REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Myanmar meluncurkan program vaksinasi Covid-19 pada Rabu (27/1), dengan tenaga kesehatan dan sukarelawan medis menjadi kalangan yang pertama menerima suntikan vaksin AstraZeneca dan Universitas Oxford, donasi dari negara tetangganya, India.

Pekan lalu, Myanmar menerima 1,5 juta dosis vaksin yang diproduksi oleh Serum Institute of India di tengah upaya diplomatik oleh New Delhi untuk memasok negara-negara tetangga seperti saingan regionalnya, China, yang juga telah menjanjikan pengiriman vaksin.

Baca Juga

"Vaksinasi seharusnya menciptakan situasi untuk mengurangi tingkat infeksi, jadi ini sangat melegakan bagi petugas kesehatan," kata Tun Myint, pejabat kementerian kesehatan yang mengawasi proses vaksinasi di Rumah Sakit Umum Yangon, Rabu (27/1).

Negara Asia Tenggara itu berhasil menahan jumlah kasus Covid-19 di awal pandemi, tetapi sekarang memerangi gelombang kedua dengan lebih dari 138.000 kasus dan 3.082 kematian. Jumlah kasus baru Covid-19 harian telah menurun baru-baru ini, meskipun para ahli medis mengatakan tidak mungkin memberikan gambaran lengkap mengingat tingkat pengujian yang relatif rendah.

"Kami sangat lelah selama perjuangan panjang melawan pandemi," kata sukarelawan medis Khant Ko Ko, yang menerima suntikan vaksin di Ayeyarwady Center, sebuah fasilitas di Yangon tempat pasien virus corona dirawat.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement