REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus positif Covid-19 diumumkan pada Selasa (26/1) bertambah 13.094 orang. Tambahan itu membuat total kasus positif di Indonesia telah melebihi satu juta jiwa, tepatnya 1.012.350 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 820.356 orang dinyatakan sembuh (bertambah 10.868), dan 28.468 orang lainnya meninggal dunia (bertambah 336).
Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Abdul Mu’ti mengatakan bahwa pandemi Covid-19 belum menunjukkan tanda-tanda melandai, bahkan cenderung melonjak. Angka 1 juta jiwa merupakan pertanda bahwa Covid-19 merupakan masalah hidup dan mati. Perlu perhatian semua pihak.
“Dengan kasus yang sudah melewati satu juta dan kematian lebih dari 28 ribu, pandemi tidak bisa diselesaikan secara sambil lalu,” kata Mu’ti pada Selasa (26/1). Mu’ti menegaskan bahwa masalah ini soal hidup dan mati. Oleh karena itu, ia berharap jangan ada yang mempolitisasi atau mengadu domba.
Menurutnya, kunci menghadapi pandemi adalah bahu-membahu antarsemua elemen masyarakat. “Ini soal hajat hidup orang banyak, tak bijak jika terus saling hujat. Pandemi Covid-19 bukan hanya masalah angka-angka, tapi pertaruhan masa depan bangsa,” kata Mu’ti.
Muhammadiyah mengajak semua pihak untuk memprioritaskan penanganan pandemi demi menyelamatkan kehidupan bersama. “Mari bergandeng tangan, selamatkan kehidupan,” kata Mu’ti.