Rabu 27 Jan 2021 20:01 WIB

Pemuda Muhammadiyah Berharap Jenderal Sigit Amanah

Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah berharap Kapolri amanah

Rep: Mabruroh/ Red: Nashih Nashrullah
Presiden Joko Widodo (kanan) menyematkan tanda pangkat kepada Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigid Prabowo (kiri) saat upacara pelantikan di Istana Negara, Jakarta.
Foto: ANTARA FOTO/HO/Setpres-Kris
Presiden Joko Widodo (kanan) menyematkan tanda pangkat kepada Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigid Prabowo (kiri) saat upacara pelantikan di Istana Negara, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah, Sunanto, mengucapkan selamat kepada Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo atas terpilihnya sebagai Kapolri. 

Sunanto berharap, Listyo dapat menjalankan amanahnya sebagai penegakan hukum yang responsif terhadap isu gangguan keamanan.

Baca Juga

"Sebagai Kapolri yang membawa gagasan program transformasi Polri prediktif, responsibilitas, dan transparansi berkeadilan (Presisi) tentu Pemuda Muhammadiyah berharap Jenderal Sigit dapat menjalankan fungsi penegakan hukum yang responsif terhadap isu gangguan keamanan, pola kejahatan yang makin kompleks serta menitikberatkan pada partisipasi masyarakat," kata Sunanto dalam siaran pers, Rabu (27/1). 

Jangan sampai, kata Sunanto, gagasan transformasi Polri Presisi hanya menjadi narasi baik tanpa implementasi penegakkan hukum yang transparan, humanis, bertanggungjawab dan berdiri di atas semua golongan.  

Pemuda Muhammadiyah juga menunggu kerja besar Jenderal Sigit dalam membangun institusi Polri, yang sebelumnya menggunakan paradigma pemolisian berbasis masalah (problem oriented policing) menjadi pemolisian prediktif (predictive policing).  

Lebih khusus lagi, Pemuda Muhammadiyah juga mengingatkan agar Jenderal Sigit berhati-hati dalam memberikan penjelasan pada publik terkait rencana pengaktifkan kembali PAM Swakarsa. Karena, masyarakat Indonesia hingga saat ini masih trauma dengan istilah Pam Swakarsa. "Pam Swakarsa saat order baru menjadi alat politik rezim dalam membungkam kebebasan sipil," kata Sunanto. 

Sunanto juga menyarankan agar Kapolri baru dapat lebih sering melakukan komunikasi kepada para tokoh seperti tokoh agama, tokoh bangsa dan tokoh masyarakat. Tujuannya, untuk menyerap segala kegelisahan masyarakat terkait dengan penegakan hukum dan menjelaskan secara gambang berbagai agenda kerja penegakan hukum.  

"Berbagai keraguan, kesalahpahaman dan ketidaktahuan masyarakat akan institusi Polri sebagai penegak hukum harus segera diselesaikan," kata Sunanto.  

Dengan demikian, visi besar polri sebagai polisi prediktif benar-benar terwujud dan menyentuh seluruh rakyat. "Penegakan hukum tanpa pandang bulu, tak hanya tajam ke bawah namun juga ke atas," tutur dia. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement