Rabu 27 Jan 2021 20:08 WIB

3 Sunnah Cuci Tangan yang Kerap Dilakukan Rasulullah SAW

Rasulullah SAW kerap mencuci tangan saat bersuci

Rasulullah SAW kerap mencuci tangan saat bersuci . Ilustrasi mencuci tangan.
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Rasulullah SAW kerap mencuci tangan saat bersuci . Ilustrasi mencuci tangan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Mencuci tangan ternyata merupakan salah satu sunnah Nabi Muhammad yang sangat utama dan kerap beliau kerjakan. 

Direktur Aswaja Center Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, KH Ma’ruf Khozin, mengatakan sunnah ini tentu bisa turut membantu perilaku hidup sehat di tengah maraknya wabah Covid-19.

Baca Juga

“Saya nilai hadits ini sangat tepat untuk kita amalkan, mengingat di antara cara kita terhindar dari penularan virus adalah dengan cuci tangan,” tutur dia, dalam keterangannya, Rabu (27/1). 

Mengutip Al-Muqtathafat li Ahli al-Bidayati karya KH Marzuki Mustamar, Kiai Ma’ruf menjelaskan beberapa riwayat terkait sunnah mencuci tangan, antara lain sebagai berikut:    

1. Bangun tidur 

ﻭﺇﺫا اﺳﺘﻴﻘﻆ ﺃﺣﺪﻛﻢ ﻣﻦ ﻧﻮﻣﻪ ﻓﻠﻴﻐﺴﻞ ﻳﺪﻩ ﻗﺒﻞ ﺃﻥ ﻳﺪﺧﻠﻬﺎ ﻓﻲ ﻭﺿﻮﺋﻪ، ﻓﺈﻥ ﺃﺣﺪﻛﻢ ﻻ ﻳﺪﺭﻱ ﺃﻳﻦ ﺑﺎﺗﺖ ﻳﺪﻩ "Jika ada diantara kalian yang bangun tidur maka basuhlah tangannya sebelum dimasukkan ke bak air. Sebab kalian tidak tahu semalaman tangannya memegang apa" (HR Bukhari)

2. Sebelum mandi besar

ﻓﻘﺎﻟﺖ ﻋﺎﺋﺸﺔ ﻛﺎﻥ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻳﻔﺮﻍ ﻋﻠﻰ ﻳﺪﻳﻪ ﺛﻼﺛﺎ، ﺛﻢ ﻳﻏﺴﻞ ﻓﺮﺟﻪ، ﺛﻢ ﻳﻐﺴﻞ ﻳﺪﻳﻪ “Aisyah berkata: Rasulullah shalallahu alaihi wasallam menyiramkan air ke kedua tangannya 3x, membasuh kemaluannya, kemudian membasuh kedua tangannya.” (HR Ibnu Khuzaimah)

3. Saat wudhu sekaligus jari-jari tangan dibersihkan

«ﺃﺳﺒﻎ اﻟﻮﺿﻮء ﻭﺧﻠﻞ ﺑﻴﻦ اﻷﺻﺎﺑﻊ». ﺃﺧﺮﺟﻪ اﻷﺭﺑﻌﺔ, ﻭﺻﺤﺤﻪ اﺑﻦ ﺧﺰﻳﻤﺔ “Nabi menyempurnakan wudhu dan membersihkan sela-sela jari (HR Tirmidzi, An-Nasa'i, Abu Dawud dan Ibnu Majah, dinilai sahih oleh Ibnu Khuzaimah)

“Dalam kondisi normal saja Nabi rajin cuci tangan, apalagi kita saat ini dalam masa perlu meningkatkan kewaspadaan agar tidak tertular untuk selalu cuci tangan, setidaknya bisa kita niatkan meniru Nabi,” kata Kiai Ma’ruf mengingatkan. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement