Kamis 28 Jan 2021 04:33 WIB

Media Berperan Perangi Berita Hoaks dan Radikalisme

Media harus menjadi pengecek fakta (fact checker) dan sumber informasi yang valid

Red: Hiru Muhammad
Berita palsu atau hoaks.
Foto: Pixabay
Berita palsu atau hoaks.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Ketua Umum (Ketum) Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat, Atal S Depari mengatakan media memiliki peranan penting dalam memerangi berita bohong atau hoaks dan radikalisme yang berseliweran di media sosial dan media pertemanan lainnya.

"Seiring kemajuan teknologi internet, hoaks dan radikalisme menjadi salah satu ancaman yang nyata yang dihadapi masyarakat. Semua elemen termasuk media harus bersama-sama memerangi keduanya," kata Atal dalam keterangan tertulis, di Jakarta, Rabu.

Hal ini disampaikan Atal dalam diskusi berjudul "Peranan Media dalam Menghadapi Radikalisme dan Hoaks" olehGenPI.co dan JPNN.comsecara daring. 

Atal menjelaskan, media harus menjadi pengecek fakta (fact checker) dan sumber informasi yang lebih valid dibandingkan media sosial (medsos). “Media harus memverifikasi atau membandingkannya dengan berita yang sama dari sumber yang berbeda,” kata Atal.