Kamis 28 Jan 2021 05:47 WIB

Sandiaga Uno Donorkan Plasma Konvalesen

Plasma konvalesen disebut sebagai terapi pendamping pasien Covid-19

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahudin Uno mengikuti rapat kerja dengan Komisi X DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (14/1/2021). Rapat tersebut beragendakan penyampaian program-program unggulan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahudin Uno mengikuti rapat kerja dengan Komisi X DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (14/1/2021). Rapat tersebut beragendakan penyampaian program-program unggulan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mendonorkan plasma konvalesen di Kantor Palang Merah Indonesia (PMI), Jakarta Pusat, Rabu (27/1).

"Hari ini saya mendapat kesempatan untuk mendonorkan plasma konvalesen. Proses yang dilakukan berbeda dengan donor darah biasa. Donor darah biasa memakan waktu yang lebih singkat, sedangkan donor plasma konvalesen memerlukan waktu lebih lama karena terdapat proses sentrifugasi. Dimana, pengambilan plasma dilakukan sebanyak tiga kali, tiap 10 menit dan setiap 10 menit itu ada rasa sensasi dingin, karena darahnya dikembalikan lagi ke dalam tubuh," ujar Sandiaga.

Plasma konvalesen disebut sebagai terapi pendamping pasien Covid-19 yang dinilai bermanfaat untuk menyembuhkan pasien Covid-19. Oleh karena, plasma konvalesen berasal dari plasma sel darah penderita Covid-19 yang sudah sembuh (penyintas) dan akan membentuk antibodi di dalam tubuhnya. Antibodi tersebut yang berperan sebagai imunisasi pasif bagi pasien terinfeksi Covid-19.

Menparekraf Sandiaga Uno merupakan seorang penyintas Covid-19. Oleh karenanya, ia menyempatkan diri untuk mendonorkan plasmanya yang diharapkan bisa membantu mempercepat pemulihan pasien positif Covid-19.

Sebelum melakukan donor plasma, Menparekraf Sandiaga Uno lebih dulu lari pagi dari kediamannya menuju kantor PMI yang berada di Kawasan Kramat, Jakarta Pusat. Untuk dapat menjadi pendonor, harus memenuhi kadar titer antibodi yang cukup tinggi berdasarkan hasil uji netralisasi.

Selain itu pendonor juga harus memenuhi berbagai syarat lain, seperti pernah terkonfirmasi positif Covid-19, mendapatkan surat keterangan sehat dari rumah sakit, bebas dari infeksi virus corona atau telah sembuh sekurang-kurangnya 14 hari.

Menurut data dari PMI per 14 Januari 2021, dari 703.464 orang yang sudah sembuh dari Covid-19, baru satu persen yang menjadi pendonor plasma konvalesen. Padahal, dengan menjadi pendonor plasma konvalesen setidaknya akan membantu mempercepat penyembuhan pasien Covid-19.

Selain itu, untuk menggeliatkan dan membangkitkan kembali sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, perlu adanya pemulihan dari sisi kesehatan.

“Untuk itu, kamiharapkan para pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif serta penyintas Covid-19 yang memenuhi syarat tentunya, agar dapat menyumbangkan atau mendonorkan plasma konvalesen kepada pasien terkonfirmasi positif Covid-19. Dan perjuangan kita untuk mengatasi pandemi ini dengan protokol 3M harus terus digalakkan,” kata Menparekraf.

Sampai saat ini sudah ada 29 unit transfusi darah (UTD) PMI yang bisa melakukan kegiatan pengambilan plasma dari penyintas Covid-19. Selain itu, PMI juga telah mendistribusikan sebanyak 8.500 kantong plasma konvalesen ke sejumlah daerah di Indonesia. Ribuan kantong plasma tersebut diperoleh dari 4.250 pendonor. Turut mendampingi MenparekrafSandiagaUno, Ketua PMI DKI Jakarta Rustam Effendi dan Direktur Infrastruktur Darurat BNPB Budi Erwanto.

 

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement