REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketika Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengobarkan perjuangannya untuk membentuk pemerintahan, Lieberman menudingnya seperti seorang penggugat ramalan Shabtai Zvi.
Shabtai Zvi ini adalah salah satu tokoh terpenting dalam sejarah Yahudi, karena biografinya tersebar di antara negara-negara Eropa dan Islam, hingga dia menemui ajalnya di hadapan Sultan Ottoman Muhammad IV, atau Sultan Mehmed IV Kesultanan Turki Utsmani.
Shabtai Zvi dibesarkan di Izmir. Dalam suasana ini, Smyrna (atau Izmir seperti yang dikenal sekarang ini) adalah kota global, dengan pedagang dari seluruh dunia, Yunani, Italia, Prancis, Belanda, Inggris, Turki, dan Muslim Arab, dan dari hampir semua ras. Kota itu adalah salah satu kota pesisir terpenting di Mediterania.
Dalam suasana global ini, semua ras, agama, dan sekte hidup berdampingan di dalam Kekaisaran Ottoman, dan di Izmir khususnya, terdapat komunitas Yahudi yang besar, karena mereka selalu terkait erat dengan perdagangan.
Menurut Dr Abdel-Wahab El-Messiri dalam Ensiklopedia Yahudi, Yudaisme, dan Zionisme, Shabatai Zvi lahir di Izmir dalam suasana ini, sementara banyak ide Yahudi "sufi" atau "esoterik" telah mengkristal pada saat itu.
Bahkan beberapa rumor sudah mulai menyebar di sana-sini tentang tentara Yahudi yang mulai terbentuk di Jazirah Arab dari kaum Yahudi, sebagai titik awal untuk menguasai Palestina.