REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Gunung Merapi di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah pada Kamis (28/1) mengeluarkan awan panas guguran dengan jarak luncur 2.000 meter ke arah barat daya atau hulu Kali Krasak dan Boyong. Awan panas guguran Gunung Merapi terjadi pada pukul 10.13 WIB dan terekam di seismogram dengan amplitudo 69 mm dan durasi 175 detik.
"Tinggi kolom tak teramati, cuaca berkabut, estimasi jarak luncur 2.000 m ke arah barat daya (hulu Kali Krasak & Boyong)," tulis Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melalui akun Twitter yang dipantau di Yogyakarta.
Sebelumnya, berdasarkan pengamatan pada Rabu mulai pukul 00:00 sampai 24:00 WIB, BPPTKG telah mencatat sebanyak 58 kali awan panas guguran keluar dari Gunung Merapi dengan jarak luncur maksimum 3.000 meter ke hulu Kali Krasak dan Boyong. Selain itu, guguran material teramati empat kali meluncur dengan jarak maksimum 800 meter ke arah barat daya.
BPPTKG mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga dengan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya, meliputi sungai Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal lima kilometer. Sementara apabila terjadi letusan eksplosif, lontaran material vulkanik dapat menjangkau radius tiga km dari puncak.
Baca juga : In Picture: Suasana Barak Pengungsian Purbowinangun Pascaerupsi Merapi