REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang Brodjonegoro mengatakan, beberapa bulan ke depan, bibit vaksin Merah Putih sudah diserahkan ke PT Biofarma. Proses selanjutnya adalah memulai tahapan uji klinis atau diujicobakan ke manusia.
"Progresnya vaksin Merah Putih sendiri, kita harapkan bulan Maret ini bibit vaksin mulai diserahkan pada PT Biofarma dan kita juga mengundang dan mendorong perusahaan swasta lain untuk ikut berpartisipasi dalam industri pengembangan vaksin," kata Bambang dalam Rapat Koordinasi Nasional Riset dan Inovasi 2021 secara virtual, Kamis (28/1).
Ia menjelaskan, proses vaksinasi tahapan pertama yang sedang berjalan membutuhkan waktu sekitar 1 tahun hingga selesai. Waktu panjang ini dibutuhkan untuk mencapai herd immunity atau kekebalan kelompok yakni vaksinasi terhadap 2/3 masyarakat Indonesia yaitu 180 juta orang.
Diperkirakan, vaksin yang saat ini diberikan pada masyarakat tidak bisa bertahan dalam waktu yang lama di dalam tubuh. Terkait hal ini, setidaknya satu atau dua tahun lagi akan dilakukan vaksinasi kedua.
Bambang mengatakan, saat ini vaksin Merah Putih memang belum berpartisipasi dalam vaksinasi tahapan pertama. Namun, di vaksinasi kedua nantinya diharapkan dapat menjadi vaksin yang diberikan kepada masyarakat.
"Kita harapkan, vaksin Merah Putih akan menjaga sustainability atau kesinambungan dari herd immunity yang kita harapkan bisa tercapai dengan program vaksinasi tahap awal ini. Mengingat, kemungkinan daya tahan tubuh yang ditimbulkan oleh vaksin, kemungkinan tidak akan bertahan selamanya di tubuh kita, sehingga ada kemungkinan diperlukan vaksinasi ulang," kata dia menambahkan.