Kamis 28 Jan 2021 13:08 WIB

Terorisme Domestik Ancam AS Usai Pelantikan Biden

Departemen Keamanan Dalam Negeri AS mengeluarkan peringatan potensi kekerasan

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Ricuh di Capitol Hill (ilustrasi)
Foto: AFP/VOA
Ricuh di Capitol Hill (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) Amerika Serikat (AS) mengeluarkan peringatan potensi kekerasan dari orang yang didorong motif politik anti-pemerintah usai Presiden AS Joe Biden dilantik. DHS mengatakan serangan pada 6 Januari lalu dapat menguatkan ekstremisme dan memicu serangan lanjutan.

Dalam buletinnya yang dirilis Rabu (27/1) lalu DHS tidak menyebutkan dengan rinci plot yang mungkin terjadi. Namun DHS menekankan 'tingginya ancaman di berbagai lingkungan di seluruh Amerika Serikat' diyakini 'akan terus bertahan' selama beberapa pekan usai pelantikan Biden pada 20 Januari lalu.

Tidak biasa pemerintah federal memperingatkan pihak berwenang daerah melalui buletin. Terutama mengenai prediksi kekerasan yang berkaitan dengan peristiwa atau tanggal tertentu.

Namun buletin khusus yang dirilis National Terrorism Advisory System DHS ini terkenal karena dengan efektif menempatkan pemerintah Biden ke dalam perdebatan politik mengenai bagaimana mengarakteristikkan aksi yang bermotif ideologi politik. Buletin itu juga menyarankan kekerasan yang mirip dengan penyerbuan ke Capitol Hill dianggap sebagai aksi terorisme.

Buletin mengindikasi pejabat-pejabat keamanan nasional AS melihat benang merah antara berbagai kekerasan yang terjadi tahun lalu bermotif ideologi anti-pemerintah. Seperti perlawanan terhadap peraturan pembatasan sosial Covid-19, hasil pemilu 2020, dan kekerasan yang dilakukan polisi.

Buletin tersebut tidak memasukkan kejahatan yang bermotif rasial atau etnik. Seperti pembantaian yang mengincar warga Hispanik di El Paso, Texas tahun 2019 lalu serta ancaman-ancaman yang ditimbulkan kelompok teroris asing. Dalam pernyataannya yang disertakan dalam buletin itu, DHS mencatat kekerasan 'dari berbagai aktor bermotif ideologis'.

"Informasi menunjukkan sejumlah kekerasan ekstremis yang bermotif ideologis dengan keberatan pada pelaksanaan otoritas pemerintah dan transisi presiden, serta protes yang dipicu narasi palsu, dapat terus mendorong mobilisasi massa hingga memicu atau melakukan kekerasan," kata buletin tersebut.

Peringatan ini muncul saat situasi di Washington masih tegang usai penyerbuan pendukung mantan presiden Donald Trump ke Capitol Hill untuk mencegah Kongres meresmikan kemenangan Biden. DHS juga mencatat kerusuhan yang terjadi 'beberapa hari terakhir' terkait dengan kelompok anarkis. Departemen itu tampaknya menyinggung peristiwa di Portland, Oregon.

"Serangan teroris dalam negeri ke Capitol Hill kami pada awal bulan ini menunjukkan ancaman yang telah terpampang di hadapan kami selama bertahun-tahun," kata anggota House of Representatives dan ketua Komite Keamanan Dalam Negeri House Bennie Thompson.

"Saya senang akhirnya DHS mengakui ancaman kekerasan yang ditunjukkan ekstemis sayap kanan dan mengambil langkah dengan mengkomunikasi ancaman itu ke rakyat Amerika," tambahnya.

Peringatan ini dikeluarkan oleh pelaksana tugas Menteri Keamanan Dalam Negeri David Pekoske. Menteri Dalam Negeri yang dipilih Biden yakni Alejandro Mayorksa belum dikonfirmasi Senat.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement