Kamis 28 Jan 2021 13:12 WIB

PKS Harap Pemerintah Minta Maaf Terkait Penanganan Pandemi

PKS menyebut pandemi Covid-19 di Indonesia semakin tak terkendali.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Mas Alamil Huda
Wakil Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPR RI, Sukamta.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Wakil Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPR RI, Sukamta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPR Sukamta menyebut pandemi Covid-19 di Indonesia semakin tak terkendali. Indikasinya adalah kasus positif saat ini sudah menembus angka satu juta secara kumulatif.

Menurutnya, pemerintah perlu transparan dalam menyampaikan kelemahannya selama penanganan pandemi. Sukamta mengharapkan adanya permohonan maaf atas tingginya kasus kematian akibat Covid-19, seperti yang dilakukan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson.

"Saya kira pemerintah tidak perlu menunggu jumlah angka kematian akibat Covid lebih banyak untuk menyatakan minta maaf. Untuk selanjutnya pemerintah harus lebih fokus dan bisa merangkul lebih banyak pihak yang kompeten untuk bersama-sama mengatasi pandemi," ujar Sukamta, Kamis (28/1).

Ia mengatakan, angka penularan dan kematian akibat Covid-19 di Indonesia tergolong tinggi. Pemerintah diminta untuk lebih memberi perhatian lebih untuk penanganan selanjutnya.

Kebijakan yang ada juga diharapkannya dapat dievaluasi pemerintah. Pasalnya, sejumlah kebijakan penanganan terlihat tidak terlalu dapat menekan angka penularan. Salah satunya adalah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang sedang berjalan terlihat tidak mampu membuat masyarakat semakin disiplin protokol kesehatan.

"Kita sayangkan, selama ini evaluasi pemerintah cenderung menyebut faktor utama pandemi yang semakin meluas karena masyarakat yang tidak disiplin prokes. Pak Menkes Budi Gunadi sebut Indonesia tidak disiplin masyarakatnya," ujar Sukamta.

Pernyataan tersebut terkesan menyalahkan masyarakat. Seharusnya pemerintah bertindak lebih profesional dengan menjelaskan alasan kebijakan yang diambilnya tak berjalan dengan maksimal.

"Jangan sampai gonta-ganti kebijakan yang tambal sulam tanpa menyentuh akar masalah," ujar Sukamta.

Diketahui, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson merasa bersalah atas terus bertambahnya jumlah korban Covid-19 yang mencapai 100 ribu lebih. Ia meminta maaf dan akan bertanggung jawab atas segala kesalahan yang diperbuat oleh pemerintahannya dalam penanganan pandemi.

"Saya sangat menyesal untuk setiap nyawa yang hilang. Tentu saja sebagai perdana menteri ini menjadi tanggung jawab penuh saya terhadap apa-apa saja yang pemerintah telah lakukan," ujar Boris dilansir dari situs resmi pemerintahan Inggris.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement