Kamis 28 Jan 2021 19:13 WIB

Tiga Bayi yang Dapat Berbicara Atas Izin Allah SWT

Bayi yang bisa berbicara merupakan bukti kebesaran Allah SWT.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Ani Nursalikah
Tiga Bayi yang Dapat Berbicara Atas Izin Allah SWT
Foto: Pexels
Tiga Bayi yang Dapat Berbicara Atas Izin Allah SWT

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam memahami kebesaran Allah SWT, manusia wajib meyakini tiada hal mustahil bagi-Nya. Alam semesta diciptakan Allah lengkap dengan isinya, serta makhluk-makhluk gaib pun tak luput dari kuasa Dia.

Maka, tak heran jika Nabi Muhammad pun pernah menyebutkan terdapat tiga bayi yang dapat berbicara atas izin Allah. Syekh Aidh Al-Qarni dalam buku Sentuhan Spiritual menjelaskan, kuasa Allah meliputi setiap hal, termasuk dalam perkara mengehendaki bayi-bayi berbicara.

Baca Juga

Rasulullah SAW bersabda: “La yatakallam fil-mahdi illa tsalatsah,”. Yang artinya: “Tidak berbicara dalam buaian (bayi) kecuali tiga orang,”.

Sebelum mengenal lebih jauh ketiga bayi istimewa tersebut, perlu dipahami bahwa Allah SWT menciptakan makhluk atas empat macam kelompok. Pertama, Allah menciptakan Nabi Adam AS tanpa ayah dan ibu.

Kedua, Allah menciptakan Hawa dengan tanpa bapak dan ibu, sebab Hawa diciptakan dari tulang rusuk Nabi Adam. Ketiga, Allah menciptakan Nabi Isa dari seorang ibu tanpa seorang bapak.

Keempat, Allah menciptakan seluruh makhluk melalui bapak dan ibunya. Allah berfirman dalam Alquran Surah Al-Luqman ayat 11: “Hadza khalqullahi fa-aruni maadza khalaqa alladzina min dunihi, balil-zhaalimuna fi dhalaalin mubinin,”.

Yang artinya: “Inilah ciptaan Allah, maka perlihatkanlah olehmu kepadaku apa yang telah diciptakan oleh sembahan-sembahan(mu) selain Allah. Sebenarnya orang-orang yang zalim itu berada di dalam kesesatan yang nyata,”.

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement