REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memperkirakan pertumbuhan kredit perbankan masih melambat pada tahun ini. Hingga akhir Desember 2020, pertumbuhan kredit perbankan disebut masih negatif dan diperkirakan masih akan terus berlanjut.
"Kita belum lihat adanya gejala perbaikan pertumbuhan kredit, jadi kelihatannya masih akan negatif, mungkin Januari belum keliahatan pertumbuhannya," kata Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa, Kamis (28/1).
Menurut Purbaya, untuk meningkatkan pertumbuhan kredit dibutuhkan kebijakan yang lebih agresif. Purbaya mengatakan, pemberian stimulus perekonomian sangat diperlukan untuk menggerakkan kembali sektor riil.
Selain kredit, anggota Dewan Komisioner LPS, Didik Madiyono, menambahkan, tingkat pengembalian aset atau Return on Assets (RoA) dan profitabilitas juga cukup terganggu akibat restrukturisasi kredit. Tidak hanya itu, Marjin bunga bersih atau Net Interest Margin (NIM) juga masih terbilang tinggi.
Meski demikian, Didik menegaskan, kondisi perbankan nasional secara umum menunjukkan tren perbaikan. Menurutnya, memang perlu ada terobosan terobosan untuk mendorong kinerja perbankan khususnya dari sisi penyaluran kredit.
"KSSK sendiri saat ini sedang memikirkan bagaimana mendorong pertumbuhan kredit kepada sektor riil," tutur Didik.