REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pariwisata Indonesia ke depannya akan berfokus pada daya tarik. Yakni dengan memunculkan keunikan dan keautentikan daerah destinasi pariwisata yang ada di Indonesia.
“Perilaku turis di Indonesia pun sudah bergeser dengan fokus pada daya tarik destinasi dan pengalaman terbaiknya dalam berwisata di Indonesia,” ujar Prof Dr Azril Azahari selaku ketua Yayasan Hari Pahlawan Dunia Indonesia dan ketua Ikatan Cendekiawan Pariwisata Indonesia. Ia mengemukakan hal tersebut saat menjadi nara sumber Talk Show Nasional bertajuk ‘Indonesia Tourism Outlook 2021 & Beyond’, Rabu (27/1). Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) ikut berpartisipasi dalam penyelenggaraan talk show nasional tersebut.
Ia mengatakan, saat ini Indonesia lemah pada okupasi bidang pekerjaan atau industri pariwisata karena belum terdata dengan baik. Hal itu mengakbatkan lulusan Konsentrasi Pariwisata masih belum dianggap. Ke depannya ini juga menjadi perbaikan bagi pemerintah serta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Indonesia.
“Terbuka peluang besar bagi lulusan bidang ilmu atau Konsentrasi pariwisata ke depannya. Ini seharusnya menjadi perhatian lembaga pendidikan, salah satunya kampus Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) dalam menyiapkan SDM mahasiswanya,” jelasnya dalam rilis yang diterima Republika.co.id.
Ia menambahkan, dengan adanya program Kampus Merdeka makin membuka peluang lebih besar bagi lulusan-lulusan Konsentrasi Pariwisata di Indonesia dan prospek karirnya. Namun, ia mengingatkan, pemerintah juga harus segera mendukung perencanaan tenaga kerjanya.
“Penyerapan dunia kerja pada industri pariwisata di Indonesia nantinya akan semakin besar dan memang membutuhkan banyak SDM dalam peningkatan pelayanan pariwisata di Indonesia,” katanya.
Ia menyambut baik Talk Show Nasional bertajuk ‘Indonesia Tourism Outlook 2021 & Beyond’ yang berkolaborasi dengan kampus UBSI. Menurutnya, talk show itu sangat tepat dalam rangka menyelesaikan dan membicarakan masalah-masalah yang terjadi pada dunia pariwisata di Indonesia.
“Saya berharap ke depannya bisa berdiskusi dengan Rektor kampus UBSI berbicara tentang pariwisata dan bidang keilmuannya. Saya menyarankan, kampus UBSI mampu konsentrasi pada keilmuan pariwisata. Entah pada bidang teknologinya atau entrepreneurship dalam mendukung pelayanan pariwisata di Indonesia melalui lulusan kampus UBSI,” tandasnya.