Jumat 29 Jan 2021 09:53 WIB

Vaksin Novavax Diklaim 89,3 Persen Efektif Cegah Covid-19

Vaksin buatan Novavax adalah vaksin berbasis protein yang lebih konvensional

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
Kantor pusat Novavax di Maryland, Amerika Serikat.
Foto: EPA
Kantor pusat Novavax di Maryland, Amerika Serikat.

REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Novavax Inc menyatakan vaksin virus corona 89,3 persen efektif mencegah Covid-19 dalam uji coba yang dilakukan di Inggris Raya. Sementara dalam uji coba tahap menengah di Afrika Selatan, efektivitasnya mencapai 60 persen terutama di antara orang-orang yang tidak memiliki HIV.

Uji coba di Inggris melibatkan 15 ribu orang berusia 18-84 tahun. Berdasarkan analisis awal, vaksin tersebut 85,6 persen efektif melawan mutasi virus corona.

Baca Juga

Dalam uji coba di Inggris, efektivitas vaksin telah mendekati vaksin dari Pfizer Inc dengan BioNTech SE dan Moderna Inc, yang rejimen dua dosisnya sekitar 95 persen efektif untuk mencegah Covid-19 dalam uji klinis. Seorang profesor mikrobiologi dan imunologi di Weill Cornell Medical College di New York, John Moore, mengatakan data Novavax UK pada dasarnya sama dengan hasil dari Pfizer dan Moderna.

“Ini tidak berbeda secara statistik. Vaksin ini pada dasarnya bekerja dengan baik pada strain dominan yang beredar di Inggris, yang berarti vaksin itu kemungkinan besar sama efektifnya di Amerika Serikat," ujar Moore.

Seorang ahli penyakit menular di Pusat Keamanan Kesehatan Johns Hopkins, Amesh Adalja, mengatakan hasil tersebut sejalan dengan harapan vaksinasi Covid-19. Di sisi lain, dia juga khawatir orang-orang akan terlalu fokus pada efektivitas yang lebih lemah yang ditunjukkan di Afrika Selatan.

Baca juga : Ilmuwan Ini Ungkap Virus Covid-19 Bukan Berasal dari Wuhan

"Kami telah melihat Moderna dan Pfizer. Saya tahu orang-orang akan khawatir, tetapi kemanjuran 60 persen dapat diterima," ujar Adalja, sambil mencatat bahwa FDA akan menyetujui vaksin dengan efektivitas setidaknya 50 persen.

Novavax sudah memproduksi vaksin di enam lokasi manufaktur yang beroperasi. Perusahaan tersebut berharap delapan pabrik di tujuh negara dapat memproduksi dua miliar dosis vaksin per tahun termasuk dari Serum Institute of India.

Novavax mengatakan pihaknya mulai membuat vaksin versi baru untuk melindungi dari varian virus yang muncul pada awal Januari. Mereka berharap dapat memilih kandidat yang ideal untuk booster dalam beberapa hari mendatang. Perusahaan berencana memulai uji klinis vaksin baru pada kuartal kedua tahun ini.

Sementara itu uji coba terhadap 30 ribu orang di Amerika Serikat dan Meksiko yang dimulai pada Desember juga sedang berlangsung. Perusahaan telah menerima 1,6 miliar dolar AS dari pemerintah AS dalam pendanaan untuk uji coba vaksin dan untuk 100 juta dosis.

Novavax juga telah menerima setidaknya 388 juta dolar AS dalam bentuk dukungan dari Koalisi untuk Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi (CEPI), yaitu sebuah kelompok yang berbasis di Norwegia yang didukung oleh 14 pemerintah, Yayasan Bill and Melinda Gates, dan Wellcome Trust Inggris.

Baca Juga : Soal Abu Janda, Katib Syuriah PBNU: Tak Pantas Disebut NU

Vaksin buatan Novavax adalah vaksin berbasis protein yang lebih konvensional. Pendekatannya mirip dengan yang digunakan oleh Sanofi untuk membuat vaksin flu musiman Flublok. Vaksin Novavax bekerja dengan bahan pembantu Matrix-M milik perusahaan yang digunakan untuk meningkatkan kemanjurannya.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement