REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk berupaya menekan angka kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) pada kisaran tiga persen sampai 3,5 persen. Nantinya perseroan akan selektif memilih sektor-sektor yang mengalami pemulihan lebih cepat pascapandemi Covid-19.
Direktur Keuangan & Strategi Bank Mandiri Sigit Prastowo mengatakan perseroan telah menyusun Rancangan Bisnis Bank (RBB) kinerja 2021. "Untuk target bank only kita akan proyeksikan pertumbuhan kredit single digit, fokus akan ditekankan pada kualitas dengan jaga NPL tiga persen sampai 3,5 persen dan akan ekspansi secara prudent ke targeted customer dan sektor potensial dan pemulihannya cepat karena covid,” ujarnya kepada wartawan Kamis (28/1) malam.
Dari segi margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) akan dijaga pada level 4,6 persen sampai 4,8 persen pada tahun ini. Perseroan menargetkan dapat menurunkan biaya dana atau cost of fund mendekati dua persen dari posisi akhir tahun lalu sebesar 2,53 persen.
"Ada beberapa strategi dilakukan BI untuk menurunkan suku bunga dan tren ini akan dilanjutkan dan diharapkan pada 2021 cost of fund akan terus turun lebih rendah dari 2020, mendekati dua persen pada akhir 2021," ucapnya.
Dari sisi pendanaan, Sigit menyebut bank menargetkan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) kisaran enam persen sampai tujuh persen. Perseroan juga berencana untuk menjaga dana murah kisaran 68 persen sampai 69 persen dari total pendanaan.
"Upaya efisiensi operasional akan terus dilakukan. Operational expenditure ditargetkan single digit dan perbaikan struktural sehingga efisiensi bisa dijaga long term pada 2021," ucapnya.