Jumat 29 Jan 2021 20:31 WIB

Pasar Modal Indonesia Berpotensi Rebound pada 2021

Sejumlah BUMN berencana melakukan IPO tahun ini.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Karyawan memotret layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (29/1/2021).
Foto: ANTARA/Reno Esnir
Karyawan memotret layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (29/1/2021).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasar modal Indonesia berpotensi mengalami kenaikan atau rebound pada tahun ini setelah tertekan sepanjang tahun lalu akibat pandemi Covid-19. Sejumlah perusahaan potensial diprediksi akan melakukan IPO seiring dengan kondisi pasar yang mulai membaik. 

"Di tahun 2021, kami mengharapkan prospek yang lebih positif karena ada rencana IPO untuk beberapa perusahaan yang sangat dinantikan," kata Ernst and Young (EY) Indonesia M&A Practice Leader, Sahala Situmorang, Jumat (29/1). 

Baca Juga

Sahala mengatakan, perusahaan yang akan masuk pasar modal tersebur terutama berasal dari sektor yang pertumbuhannya tidak terdampak dari pandemi Covid-19, seperti kesehatan dan pertanian. Selain itu, s

Menurut Sahala, pasar modal akan dilirik kembali pada tahun ini karena insentif bagi perusahaan untuk go public tetap ada. Seperti diketahui, pemerintah telah menurunkan tarif pajak perusahaan untuk mengurangi dampak Covid-19. 

Perusahaan publik dengan kepemilikan saham publik lebih dari 40 persen akan menikmati tambahan pengurangan pajak penghasilan badan sebesar 3 persen. "Jika efek pandemi Covid-19 dapat diatasi, pasar modal Indonesia dapat mengalami rebound yang menggembirakan," tutur Sahala. 

Sepanjang tahun lalu, terdapat 51 perusahaan yang go public di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jumlah tersebut sedikit menurun dibandingkan 55 perusahaan yang go public pada 2019. 

Dari sisi penghimpunan dana, pada tahun lalu sebanyak 28 perusahaan mengumpulkan sekitar Rp 50-250 miliar melalui IPO, sementara 21 perusahaan mengumpulkan kurang dari Rp 50 miliar dan 2 perusahaan mengumpulkan lebih dari Rp 250 miliar. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement