REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hungaria dan Serbia memulai vaksinasi Covid-19 terhadap para atlet Olimpiade mereka pada Jumat (29/1) menjelang Olimpiade Musim Panas Tokyo. Langkah ini mengabaikan ketidaksetujuan Komite Olimpiade Internasional (IOC), seperti disampaukan pejabat setempat.
Langkah itu dilakukan ketika Eropa menghadapi penundaan pasokan vaksin. Uni Eropa pada Kamis memperingatkan perusahaan obat bahwa mereka akan menggunakan semua cara legal atau bahkan memblokir ekspor kecuali mereka setuju untuk memberikan suntikan seperti yang dijanjikan.
Presiden IOC Thomas Bach mengatakan pada Rabu bahwa organisasi tersebut tidak berpihak pada para atlet yang 'melompati antrean' untuk mendapatkan vaksin. Beberapa atlet Kanada yang akan berlaga di Tokyo mengatakan bahwa menerima vaksin sebelum orang yang lebih membutuhkan akan merusak makna menjadi seorang Olympian.
Inokulasi di Hungaria dan Serbia akan tergantung pada para atlet, kata komite Olimpiade masing-masing.
Komite Olimpiade Hongaria (HOC) mengatakan 868 atlet dipilih untuk inokulasi karena mereka memiliki peluang untuk lolos ke Olimpiade Tokyo, yang ditunda dari 2020 hingga musim panas ini, atau Olimpiade Musim Dingin Beijing yang akan diadakan pada 2022.
Hungaria mempertimbangkan dua faktor, kata HOC, seperti dikutip Reuters. "Salah satunya adalah partisipasi yang aman dalam kualifikasi di luar negeri, yang lainnya adalah hilangnya performa karena beberapa bulan pelatihan yang dilewati karena infeksi."
Hungaria baru saja menyelesaikan vaksinasi untuk tenaga medis dan mulai menyuntik orang tua. Masyarakat umum akan mulai mendapatkan suntikan bulan depan, kata Perdana Menteri Viktor Orban.
Para atlet akan mendapatkan...