Sabtu 30 Jan 2021 13:23 WIB

Salah Pemahaman Soal Vaksinasi Harus Dijernihkan

Pemahaman yang salah terkait vaksin dan upaya vaksinasi harus benar-benar dijernihkan

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Andi Nur Aminah
Seorang tenaga kesehatan memperlihatkan kartu vaksinasi Covid-19 usai mengikuti vaksinasi tahap pertama (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Siswowidodo
Seorang tenaga kesehatan memperlihatkan kartu vaksinasi Covid-19 usai mengikuti vaksinasi tahap pertama (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto, menyatakan, perlu ada upaya sinergis dan kolaboratif dari seluruh pihak untuk memenangkan perang informasi dan narasi terkait vaksin Covid-19. Menurut dia, pemahaman yang salah terkait vaksin dan upaya vaksinasi harus benar-benar dijernihkan.

"Pemahaman yang salah terkait vaksin dan upaya vaksinasi juga harus benar-benar dijernihkan. Disinilah peran penting berbagai elemen yang ada di dalam masyarakat," ungkap Hadi dalam acara bertajuk "Vaksin Covid-19 untuk Indonesia Bangkit" yang dilaksanakan secara virtual, Sabtu (30/1).

Baca Juga

Dia menyatakan, agar dapat memenangkan perang infomrasi dan narasi terkait hal tersebut maka diperlukan upaya yang sinergis dan kolaboratif dari seluruh pihak terkait. Menurut dia, setiap anggota masyarakat adalah tokoh-tokoh sentral dalam penerapan dispilin protokol kesehatan.

"Masih adanya sebagian masyarakat yang enggan atau tidak disiplin berarti dibutuhkan pendekatan yang lebih baik," kata mantan Kepala Staf TNI Angkatan Udara tersebut.

Hadi mengungkapkan, selain menurunkan tenaga kesehatan TNI sebagai salah satu garda terdepan dalam penanganan pandemi, prajurit TNI yang ada di satuan-satuan kewilayahan juga diterjunkan. Menurut Hadi, mereka diterjunkan untuk melaksanakan sosialisasi dan memberikan penyuluhan dan mengedukasi masyarakat tentang Covid-19 dan vaksinnya.

"Karena salah satu faktor yang menjadi tantangan dalam program vaksinasi ini adalah beredarnya berita-berita bohong atau hoaks," kata Hadi.

Pria lulusan Akademi Angkatan Udara tahun 1986 itu menilai, peredaran berita-berita bohong tersebut harus ditangani dengan baik agar tidak semakin tersebar luas. Dia melihat, masifnya informasi yang menyesatkan terkait vaksinasi tersebut menjadi salah satu penghambat dalam pemenuhan target jumlah orang yang akan mendapatkan vaksinasi.

"Masifnya informasi menyesatkan terkait vaksinasi menjadi penghambat dalam pemenuhan target 181 juta orang yang akan mendapatkan vaksinasi sampai tahun 2022," jelas dia.

Selain itu, Hadi juga menerangkan, semua pihak harus bersama-sama mencegah terjadinya euforia dari ketersediaan vaksin Covid-19 bagi masyarakat. Meski vaksin merupakan salah satu opsi untuk menekan pandemi, pelaksanaan vaksinasinya masih memelukan waktu yang cukup lama untuk benar-benar tercapai seluruh targetnya.

"Dengan demikian, penerapan disiplin protokol kesehatan tetap dan tetap harus menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari sampai pandemi ini dapat diatasi dan berakhir," kata dia.

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement