Sabtu 30 Jan 2021 21:32 WIB

Roh Manusia Terikat Janji Tauhid? Ini Penjelasan Al-Ghazali

Imam Al-Ghazali menyatakan roh manusia terikat janji tauhid kepada Allah SWT

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Imam Al-Ghazali menyatakan roh manusia terikat janji tauhid kepada Allah SWT. Ilustrasi roh manusia
Foto: Anadolu Agency
Imam Al-Ghazali menyatakan roh manusia terikat janji tauhid kepada Allah SWT. Ilustrasi roh manusia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Nama lengkap Imam Ghazali adalah Abu Hamid Ibn Muhammad Ibn Muhammad al-Tusi al-Shafi'i al-Ghazali. Dia merupakan salah satu ulama terkemuka yang terlahir di Kota Tus, Khurasan, Iran, pada 1058 Masehi.

Selain dikenal sebagai seorang teolog dan filsuf, Imam Abu Hamid Al-Ghazali juga dikenal sebagai seorang sufi. Dalam buku terbaru Prof KH Said Aqil Siroj yang berjudul “Allah dan Alam Semesta: Perspektif Tasawuf Falsafi” dijelaskan, Imam Ghazali mempunyai pandangan teosofis tentang tauhid.

Baca Juga

Menurut Kiai Said, dalam kitab yang berjudul “Ad-Durratul Fakhirah fi Kasyfi Ulumil Akhirah”, Imam Al-Ghazali menulis sebagai berikut:

“Ketika Allah SWT menggenggam roh-roh umat manusia, Dia mengusapkannya pada punggung Adam AS. Roh-roh itu kemudian dikumpulkan dan dibagi-Nya ke dalam dua kelompok: Satu kelompok di genggaman sebelah kanan, satu lagi di genggaman sebelah kiri. Kemudian Allah membuka masing-masing dari kedua genggaman-Nya tersebut, lalu mereka dipandang Adam di depan matanya, dan mereka terlihat bagai biji zarah (atom).

Lalu Allah mengambil kesaksian pada mereka, seraya berfirman: “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul, Engkau adalah Tuhan kami; kami menjadi saksi”.

Lalu Allah mengambil kesaksian para malaikat dan Adam sendiri terhadap mereka bahwa mereka benar-benar mengakui Allah adalah Tuhan mereka. Lalu Allah mengembalikan mereka ke tempatnya masing-masing. Mereka waktu itu adalah roh-roh yang hidup tanpa jasmani”.

Selanjutnya, menurut Kiai Said, dalam kitabnya yang berjudul “Ihya Ulumuddin”, Imam al-Ghazali juga membagi makna tauhid ke dalam empat tingkatan, yaitu ada yang berupa inti, ada intinya inti (yang paling dalam), ada yang berupa kulit luarnya, dan ada pula yang merupakan kulit dalamnya.

Dalam buku “Allah dan Alam Semesta” ini, Kiai Said telah menjelaskan secara rinci tentang keempat tingkatan tauhid tersebut. Buku terbarunya tersebut diterjemahkan dari disertasi Kiai Said yang berbahasa Arab, berjudul asli "Shilatul-Lah bil-Kawn fit-Tashawwuf al-Falsafi". Buku ini akan diluncurkan pada Febaruari 2021. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement