REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jumlah kasus Covid-19 di Indonesia kian hari bertambah banyak. Berbagai klaster baru penyebaran virus ini semakin bertambah pula, seperti absensi fingerprint. Absensi fingerprint yang telah terkontaminasi virus Corona sangat memungkinkan bagi seseorang tertular virus. Dosen Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) menciptakan inisiatif teknologi baru pengganti absensi fingerprint.
Agung Sasongko, Muhammad Sony Maulana, dan Latifah berhasil membuat aplikasi mobile dengan filter jaringan intranet dan IMEI sebagai pengganti absensi fingerprint bagi karyawan. Agung Sasongko selaku ketua tim penelitian menjelaskan bahwa aplikasi presensi ini sangat efektif dan efisien untuk mencegah klaster penyebaran Covid-19 melalui absensi fingerprint.
“Para karyawan tidak perlu lagi melakukan absensi secara manual ataupun fingerprint. Absensi dapat dilakukan melalui smartphone masing-masing yang telah terkoneksi dengan jaringan intranet di perusahaan tempatnya bekerja,” ujarnya melalui rilis, Kamis (28/1).
Ia menjelaskan untuk menggunakan absensi ini, para karyawan harus mendaftarkan nomor seri IMEI atau Mac Address smartphone yang digunakan pada website sistem informasi perusahaan.
“Setelah mendaftarkan, server akan melakukan validasi berupa kesesuaian token, Nomor Induk Karyawan (NIK) dan IMEI di database. Bila data yang diinputkan sesuai, maka akan ditampilkan informasi jadwal presensi karyawan yang berisi jam masuk, jam tengah, jam pulang dan lokasi berada,” jelasnya.
Karyawan akan diberikan tenggang waktu selama 1 jam untuk melakukan absensi, apabila karyawan melakukan presensi sebelum waktunya, maka aplikasi akan mengkonfirmasi terlebih dahulu, karena presensi memperbolehkan karyawan untuk pulang awal, dan sistem pada divisi SDM akan tercatat sebagai pulang awal dan akan mempengaruhi penilaian kedisiplinan karyawan tersebut.
“Untuk menghindari manipulasi yang dilakukan oleh karyawan, absensi akan meminta lokasi IP smartphone. Sehingga divisi SDM akan mengetahui di mana karyawan berada. Absensi juga hanya bisa dilakukan di perusahaan tempat bekerja, sehingga karyawan tidak bisa melakukan absensi secara manual menggunakan jaringan data pribadi,” tambahnya.
Agung mengatakan bahwa teknologi ini sangat membantu perusahaan yang memiliki banyak cabang di lokasi wilayah berbeda namun terkoneksi satu server di pusat untuk melakukan absensi.
“Dengan menggunakan smartphone sebagai presensi, akan semakin memudahkan karyawan untuk mengetahui jumlah keterlambatan maupun ketidakhadiran suatu periode kerja. Selain itu, teknologi presensi ini lebih efektif untuk mencegah klaster penyebaran virus Covid-19 di lingkungan kantor,” tutup Agung.