REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Karta Raharja Ucu (@kartaraharjaucu)
KH Saifuddin Zuhri membuat Presiden Soekarno gembira saat berbincang sambil minum kopi di serambi belakang Istana Merdeka. Kegembiraan itu lahir berkat ide cemerlang Kiai Saifuddin yang mengusulkan nama Gelora Bung Karno untuk kompleks olahraga di wilayah Senayan.
Kiai Saifuddin yang saat itu menjabat sebagai menteri agama duduk bersama Presiden Soekarno sejumlah menteri lainnya, di antaranya Menteri Olahraga Maladi, Menteri Dalam Negeri dr. Soemarno Sosroatmodjo serta beberapa pejabat sipil dan militer. Dalam perbincangan tersebut mereka sedang mencari nama untuk kompleks olahraga yang terletak di Senayan yang akan digunakan untuk penyelenggaraan Asian Games IV.
Baca Juga: Betawi Bedol Desa: Digusur dari Senayan, Jadi OKB di Tebet
Kesepakatan terjadi, kompleks olahraga yang dibangun dengan menggusur banyak warga Betawi tersebut sempat diberi nama Pusat Olahraga Bung Karno. Namun, Saifuddin tidak setuju.
Dalam buku otobiografinya, Berangkat dari Pesantren, Saifuddin berkata, “Nama itu tidak cocok dengan sifat dan tujuan olahraga."
Semua mata yang sedang ngopi bareng di serambi itu kini tertumbuk ke Kiai Saifuddin. “Mengapa?” tanya Soekarno.
“Kata ‘pusat’ pada kalimat ‘Pusat Olahraga’ itu kedengarannya kok statis tidak dinamis seperti tujuan kita menggerakkan olahraga,” jawab Saifuddin.
“Usulkan nama gantinya kalau begitu,” kata Soekarno.
Baca Juga: Kisah KH Saifuddin Zuhri, Menteri Agama di Era Nasakom
Saifuddin mengusulkan nama gelanggang olahraga. “Nama ‘Gelanggang Olahraga’ lebih cocok dan lebih dinamis. Nama Gelanggang Olahraga Bung Karno kalau disingkat menjadi Gelora Bung Karno. Kan mencerminkan dinamika sesuai dengan tujuan olahraga.”
Wajah Bung Karno cerah, senyumnya semringah. “Wah, itu nama hebat. Saya setuju!”
Sokarno menjabat tangan Saifuddin dan tanpa membuang masa langsung memerintahkan Maladi untuk mengganti nama Pusat Olahraga Bung Karno menjadi Gelora Bung Karno. Pada 21 Juli 1962, Sukarno meresmikan Gelora Bung Karno yang berkapasitas 110.000 orang.