REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Salah satu sektor yang paling terdampak pandemi Covid-19 adalah sektor pendidikan. Pemerintah kemudian memutuskan, kegiatan belajar-belajar dilakukan secara daring (oline). Hal itu berlaku baik untuk pendidikan dasar dan menengah maupun perguruan tinggi.
Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) merupakan perguruan tinggi yang sangat siap melaksanakan metode kuliah secara online. “Universitas BSI sudah sejak lima tahun lalu terbiasa dengan metode online. Jadi, ketika ada wabah Covid-19 dan semua kegiatan perkuliahan harus dilakukan secara online, UBSI sangat siap,” kata Ahmad Baroqah Pohan, kepala Bagian Marketing and Communication (Marcom) kampus UBSI, Sabtu (30/1).
Karena itulah, Baroqah menambahkan, UBSI tidak mengalami kesulitan menerapkan metode kuliah online tersebut. “Pelaksanaan kegiatan kuliah full online atau 100 persen di UBSI berjalan dengan lancar,” ujarnya dalam rilis yang diterima Republika.co.id.
Baroqah mengemukakan, jika pandemi Covid-19 sudah berlalu, maka UBSI akan meneruskan sistem kuliah online, namun dipadukan dengan sistem kuliah tatap muka (off line), atau biasa disebut blended. Komposisinya masing-masing 50 persen. “Dengan sistem blended tersebut, mahasiswa hanya perlu dua hari datang kampus untuk kuliah tatap muka, sedangkan hari-hari lainnya kegiatan belajar dilakukan secara online,” tuturnya.
Menurut Baroqah, penerapan sistem blended ini memberikan banyak keuntungan bagi mahasiswa. Pertama, menghemat biaya harian, seperti ongkos dan uang makan.
Kedua, kata dia, dengan memadukan belajar tatap muka dan online tersebut, mahasiswa mempunyai waktu lebih banyak. Waktu mereka tidak tersita untuk perjalanan dari rumah ke kampus setiap hari.
“Ketiga, karena mempunyai waktu lebih banyak, mahasiswa bisa melakukan hal-hal yang produktif (menghasilkan uang). Termasuk menyalurkan hobi atau kuliah sambil kerja,” papar Baroqah.