REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG – Suara dentuman yang terjadi pada Sabtu (30/1) membuat warga di Kelurahan Muncul, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan gempar. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan, suara dentuman tersebut bukan bersumber dari kegempaan dan petir.
“Berdasarkan hasil analisa dari rekaman alat monitoring aktivitas kegempaan terdekat dengan lokasi, yaitu seismograph di Pondok Aren (PTJI) dan rekaman alat monitoring aktivitas petir di Stasiun Geofisika Klas 1 Tangerang bahwa suara dentuman yang terdengar oleh masyarakat Kelurahan Muncul Kecamatan Setu Kota Tangerang Selatan bukan berasal dari aktivitas kegempaan maupun petir,” jelas Kepala Stasiun Geofisika Kelas 1 Tangerang Suwardi dalam keterangan resmi, dikutip Ahad (31/1).
Suwardi mengatakan, pihaknya memperoleh laporan dari masyarakat tentang suara dentuman yang terjadi pada sekira pukul 10.30 WIB tersebut. Suara dentuman, kata dia, bisa disebabkan enam hal. Pertama, akibat asteroid yang dapat memicu gelombang kejut ketika jatuh dengan kecepatan supersonik. Gelombang kejut tersebut yang terdengar sebagai suara dentuman.
Kedua, gelombang kejut yang kuat selama erupsi gunung api. Ketiga, ada pesawat dengan kecepatan supersonik melintas. Adapun, penyebab keempat adalah gempa sangat dangkal yang dapat mengeluarkan suara dentuman.