Ahad 31 Jan 2021 15:36 WIB

BMKG: Bandung Raya Masuki Puncak Musim Hujan

Pentingnya menjaga kesehatan untuk tetap bugar dan waspadai bencana hidrometeorologi

Rep: fauzi ridwan/ Red: Hiru Muhammad
Kendaraan melintasi genangan air di Cinunuk, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Sabtu (16/1/2021). Hujan lebat di Bandung raya sejak Sabtu (16/1) siang hingga sore hari membuat Jalan Nasional dari Bandung menuju Garut dan Sumedang tergenang air serta membuat permukiman warga di Bumi Orange terendam Banjir setinggi 50 sentimeter hingga satu meter.
Foto: Antara/Raisan Al Farisi
Kendaraan melintasi genangan air di Cinunuk, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Sabtu (16/1/2021). Hujan lebat di Bandung raya sejak Sabtu (16/1) siang hingga sore hari membuat Jalan Nasional dari Bandung menuju Garut dan Sumedang tergenang air serta membuat permukiman warga di Bumi Orange terendam Banjir setinggi 50 sentimeter hingga satu meter.

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung mengungkapkan wilayah Bandung Raya sudah memasuki puncak musim hujan hingga pekan ke 2 bulan Februari. Selain itu, penyebabnya terdapat event meteorologis yang terjadi secara bersama-sama.

"Untuk masalah hujan, penyebabnya ada dua pertama wilayah Bandung Raya, Kodya Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi sudah memasuki puncak musim hujan yang diprediksi akan berlangsung hingga minggu ke 2 Februari," ujar Prakirawan BMKG Bandung, Yan Firdaus saat dihubungi, Ahad (31/1).

Ia melanjutkan, event meteorologi yang dimaksud adanya fenomena Madden Julian Oscillation (MJO). Selain itu gelombang Rossby Equatorial yang terjadi bersama-sama dari 27 Januari lalu.

"MJO, fenomena yang unik diidentifikasikan sebagai gelombang yang menjalar dari Barat (Samudera Hindia) hingga ke Timur (Samudera Pasifik) pada periode 30-60 hari dan dampak di wilayah tropis dengan karakteristik utama adanya wilayah peningkatan dan penurunan curah hujan yang bergerak berpasangan," katanya.

"Gelombang Rossby Equatorial, gelombang atmosfer yang terjadi karena bentuk geografis Bumi yang berfungsi menyeimbangkan kalor ke seluruh Bumi. Gelombang ini bersifat persisten secara temporal dan berdampak pada cuaca dalam jangka waktu yang cukup lama," katanya.

Dengan kondisi tersebut, Yan mengingatkan masyarakat agar menjaga kesehatan untuk tetap bugar. Selain itu harus selalu waspada terhadap peluang terjadinya bencana hidrometeorologis seperti genangan, banjir, dan tanah longsor."Masyarakat yang sedang berkendara di jalan raya, apabila terjadi hujan lebat disertai angin kencang dan petir, diharap segera menepi karena jalanan licin dan menghindari potensi pohon rubuh, atau benda lain yang terbawa angin. Serta untuk menghindari petir, berlindung di dalam bangunan, jangan di bawah pohon atau tempat yang agak terbuka," katanya.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement