REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Bolivia Luis Arce pada Sabtu (30/1) mengatakan negaranya telah menyepakati kontrak untuk mendatangkan sekitar satu juta dosis vaksin Covid-19 pada Februari. Kontrak vaksin dilakukan melalui program COVAX, yang didukung Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan aliansi vaksin Covid-19.
Program COVAX bertujuan pada 2021 menyalurkan 1,3 miliar dosis vaksin yang telah disetujui kepada 92 negara berpenghasilan rendah dan menengah yang memenuhi syarat. "Pada Februari kita akan menerima hampir satu juta vaksin. Kita sedang membuat kemajuan, kita punya vaksin, kita punya harapan, kita akan terus membuat kemajuan," kata Arce, seperti dilansir Reuters, ahad (31/1).
Bolivia yang sedang berupaya mengejar kontrak vaksin lantaran sistem kesehatannya kewalahan menghadapi peningkatan kasus, pekan ini menerima 20.000 dosis vaksin Sputnik V buatan Rusia. Bolivia akan memulai vaksinasi pada kalangan berisiko tinggi.
Pada Sabtu, Guatemala juga mengatakan akan memperoleh 800.000 dosis vaksin pertama melalui COVAX pada Februari. COVAX pada awal Januari ini menyebutkan telah memiliki kesepakatan untuk mengakses lebih dari dua miliar dosis. Pemasok vaksin COVAX di antaranya adalah Pfizer dan AstraZeneca.