REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut, Jawa Barat berupaya menjadikan padepokan pencak silat di Kampung Papandak, Kecamatan Wanaraja sebagai destinasi baru wisata budaya karena memiliki daya tarik khas Sunda.
"Kampung Papandak menjadi pusat kegiatan budaya khususnya silat, wisata budaya," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Garut Budi Gan Gan.
Ia menuturkan di Kampung Papandak terdapat Padepokan Pencak Silat Surya Sumirat yang menjaga nilai-nilai budaya Sunda sehingga menjadi daya tarik sebagai wisata budaya.
Ia berharap padepokan di Kampung Papandak itu menjadi pusat kegiatan dan peradaban budaya Sunda sekaligus pusat pengkaderan pesilat tangguh berkelas dunia.
"Padepokan itu harus menjadi pusat kegiatan dan peradaban budaya Sunda, menjadi ciri khas yang jadi daya tarik wisata, pusat kegiatan pengkaderan pesilat yang berkelas dunia," kata Budi.
Bupati Garut Rudy Gunawan menyatakan Padepokan Pencak Silat Surya Sumirat itu sudah diresmikan sebagai tempat untuk membangun karakter generasi muda. Kampung Papandak yang saat ini menjadi tempat Padepokan Surya Sumirat, kata Bupati, memiliki nilai sejarah bagi Kabupaten Garut, sehingga harus dijaga nilai-nilai budaya di kampung itu.
"Kampung Papandak itu adalah salah satu kampung yang ada dalam sejarah Kabupaten Garut, dikarenakan rumahnya khas, papandak itu dijadikan ide untuk membangun ITB (Institut Teknologi Bandung) tahun 1926, jadi papandak itu merupakan salah satu peninggalan leluhur orang Sunda asli, orang Garut asli, yaitu rumah papandak," kata Bupati.
Ia berharap keberadaan padepokan itu dapat berperan membangun generasi muda di tengah tantangan perkembangan zaman saat ini yaitu generasi yang senang dengan dunia telepon pintar.
Salah satunya, kata dia, dengan melestarikan pencak silat karena diyakini bisa membangun sifat ksatria dan jujur, bahkan bisa menjadi sumber penghasilan dari olahraga bela diri itu.
"Padepokan ini merupakan bagian yang penting dalam membangun karakter bagi generasi muda," katanya.
Rudy mengapresiasi masyarakat khususnya kalangan anak-anak di Kampung Papandak yang selalu memakai pangsi sebagai pakaian adat, juga memakai masker untuk mencegah penularan wabah Covid-19.
"Saya merasa bahagia kalau ada anak kecil yang memakai pangsi," katanya.