REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Produksi pertanian palawija menjadi andalan peningkatan pendapatan ekonomi petani Kabupaten Lebak, Banten di tengah pandemi Covid-19.
"Kita mendorong petani terus mengembangkan pertanian palawija karena prospek pasarnya cukup baik," kata Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak Rahmat Yuniar.
Pertanian palawija di Kabupaten Lebak cukup menggeliat dan banyak petani mengembangkan tanaman tersebut karena permintaan pasar meningkat. Produksi palawija itu dipasok ke pasar tradisional di Kabupaten Lebak juga Pasar Induk Tanah Tinggi Kota Tangerang.
Selain itu juga ditampung oleh pihak perusahaan peternakan maupun perusahaan aneka makanan. Mereka para petani mengembangkan pertanian palawija itu di lahan darat juga lahan persawahan dengan jenis tanaman jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kedelai dan kacang hijau.
Produksi palawija tahun lalu mencapai 45.313 ton dengan luas tanam 8.120 hektare dan panen 7.520 hektare dan menyumbangkan perguliran ekonomi hingga miliaran Rupiah. Dari produksi 45.313 ton itu terbesar produksi jagung hingga mencapai 18.008 ton, ubi kayu 23.532 ton dan ubi jalar 3.608 ton.
"Kami yakin palawija itu memberikan kontribusi besar terhadap pendapatan ekonomi petani," kata Rahmat.
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Desa Bulakan Kecamatan Gunungkencana Kabupaten Lebak Wawan mengaku bahwa warga di desanya itu sebagian besar menjadi petani jagung dengan memanfaatkan lahan milik Perum Perhutani.
Diperkirakan lahan yang digarap petani itu seluas 1.000 hektare dan mereka pada Desember 2020 panen jagung.Penghasilan panen petani dari seluas dua hektare dapat menghasilkan ekonomi Rp 32 juta dengan produktivitas empat ton/hektare.
"Semua petani di sini hasil panen jagung ditampung perusahaan peternakan di Balaraja, Tangerang," kata Wawan yang juga Kepala Desa Bulakan Kecamatan Gunungkencana, Kabupaten Lebak.