REPUBLIKA.CO.ID, Akhir pekan lalu, cek fakta Republika.co.id sempat mendapati kabar beredar di kalangan warganet seputar status pesan dari WhatsApp yang diduga dapat memindahkan data akun bank dan informasi pribadi.
Berikut isinya
"Perhatian .. TAKTIK BARU Scammer .. Hati2 dapat msg dari WhatsApp, tadi dah masuk berita tv3. jgn tekan link hijau tu, kalau tekan .. kemungkinan data account bank dan data pribadi akan dipindahkan. So berhati-hati.
Hasil Cek Fakta
Dalam penelurusan ini, tim membagi antara info mengenai status baru yang dibuat WhatsApp dan narasi yang ditambah-tambahkan.
Pertama, status yang dibuat oleh WhatsApp adalah fakta. Status itu memberikan informasi tentang kebijakan atau informasi terbaru dari WhatsApp. Juru Bicara Whatsapp mengatakan, dalam akun resmi Facebook Malaysia, ada banyak disinformasi seputar pembaruan ini. Pihak WhatsApp ingin masyarakat memahami bahwa mereka melindungi privasi dan keamanan para pengguna.
“Untuk selanjutnya, kami akan memberikan pembaruan di fitur status sehingga orang-orang mendengar dari WhatsApp secara langsung. Kami menegaskan, WhatsApp tidak dapat melihat pesan pribadi Anda termasuk Facebook, karena dilindungi oleh enkripsi end-to-end,” kata Juru Bicara WhatsApp.
Kedua, penambahan narasi bahwa jika mengeklik status dapat memindahkan data akun bank adalah tidak benar. Ahli Digital Forensik Indonesia, Ruby Alamsyah mengatakan, pesan tersebut jelas hoaks. Pertama, tampilan fitur baru di WhatsApp digunakan untuk memberikan pengumuman penting. Jadi, para penggunanya akan mendapat informasi secara langsung dari status terbaru.
“WhatsApp hanya menambahkan fitur saja di-update di status Whatsapp. Narasinya itu dibuat-buat seperti kemungkinan akan mengambil data. Padahal tidak ada hubungannya. Menekan sebuah status Whatsapp di aplikasi tidak akan mengakibatkan efek apa pun, kecuali akan menampilkan status baru dari akun yang dimaksud,” kata Ruby kepada Republika.co.id, Sabtu (30/1).
Memang betul, kata dia, jika pengguna harus berhati-hati jika mengeklik sebuah tautan. Namun, untuk status Whatsapp, tidak akan berdampak.
“Ini kan kita mengeklik sebuah update status dari sebuah akun Whatsapp yang mana itu adalah akun Whatsapp resmi. Jadi, itu tidak apa-apa. Kekhawatiran itu mungkin menurut saya euforia berlebihan terhadap rasa takut jangan sembarangan klik. Itu benar, tapi klik yang dimaksud yang bisa kena malware,” ujar dia.
Ruby menambahkan, masyarakat harus berhati-hati jika ingin mengeklik sesuatu dalam bentuk tautan atau lampiran yang tidak jelas dan tidak bisa dipertanggungjawabkan. “Yang masalah itu kalau kita mengunjungi situs-situs, misalnya situs dewasa atau situs perjudian. Nanti akan muncul macam-macam tautan baru, itu baru yang bahaya. Ini kayaknya dari awal seperti persaingan merek aplikasi messenger,” kata dia menambahkan.
Tim cek fakta Republika.co.id, juga tidak mendapati adanya keluhan dari pengguna setelah membuka status tersebut. Status itu sama seperti status lain pada umumnya di WhatsApp.
Kemudian, jika melihat keterangan narasi di atas, layanan TV3 bukanlah berasal dari Indonesia. TV3 merupakan saluran televisi swasta di Malaysia yang masuk dalam grup Media Prima.
Situs berita Malaysia the Star pada Jumat (29/1), juga telah mengabarkan soal kabar tidak benar ini. Menurut laporan the Star, status yang dibuat WhatsApp telah berkembang menjadi sebuah fake news. Tangkapan layar itu telah dibagikan secara meluas di grup perpesanan WhatsApp, dan tampaknya bermulai dari sebuah status pengguna di Facebook.
Status pengguna di Facebook itu menampilkan tangkapan layar dari sebuah tayangan program televisi tentang taktik scam WhatsApp. Warganet ini kemudian menangkap dengan salah dan menganggap bahwa laporan tersebut telah terkonfirmasi bahwa status yang dibuat WhatsApp, dapat mencuri data akun bank.
Padahal fakta sebenarnya, saluran berita itu hendak melaporkan tentang praktik scammer yang berusaha untuk membajak akun WhatsApp seseorang, dengan cara menipu pengguna agar membagikan enam kode verifikasi. Keterangan tersebut berdasarkan laporan dari Komisi Multimedia dan Komunikasi Malaysia yang dirilis pada 21 Januari.
Seseorang dengan nama pengguna Xavier Naxa mencatat status itu sudah dibagikan setidkanya 50 ribu kali dalam satu hari. Ia lantas menginformasikan bahwa status tersebut telah dihapus oleh pengguna Facebook tersebut dan meminta maaf karena telah menyebabkan keresahan dan kesalahpahaman.
Hasil kesimpulan
Tim cek fakta Republika.co.id menganggap berita bahwa membuka status yang dibuat WhatsAppp dapat mencuri data akun bank adalah tak benar. Adapun status baru yang dibuat oleh WhatsApp adalah sebuah fakta untuk memberi informasi kepada pengguna.