Senin 01 Feb 2021 18:16 WIB

Inflasi Kota Malang Terendah di Jatim 

Kelompok kesehatan menyumbang inflasi terbesar dengan angka 0, 40 persen.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Fuji Pratiwi
Vitamin D (ilustrasi). Kota Malang mencatatkan inflasi 0,06 persen, salah satunya dikontribusikan kelompok kesehatan seperti vitamin.
Foto: EPA
Vitamin D (ilustrasi). Kota Malang mencatatkan inflasi 0,06 persen, salah satunya dikontribusikan kelompok kesehatan seperti vitamin.

REPUBLIKA.CO.ID,

MALANG -- Kota Malang mengalami inflasi sebesar 0,06 persen pada Januari 2021. Angka ini termasuk terendah di Jawa Timur (Jatim) bersama Sumenep dengan presentase yang sama.

Baca Juga

"Sedangkan inflasi tertinggi dialami Kota Madiun sebesar 0,60 persen," ucap Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang, Sunaryo dalam konferensi pers (konpers) secara virtual, Senin (1/2).

Berdasarkan data BPS, terdapat sejumlah kelompok yang memberikan pengaruh nilai inflasi di Kota Malang. Pertama, kelompok kesehatan yang terdiri atas obat gosok, vitamin dan obat batuk. Kelompok ini menyumbang inflasi terbesar dengan angka 0, 40 persen.

Selanjutnya, kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan presentase sebesar 0,35 persen. "Pada kelompok ini, ada empat komoditas yang ikut menyumbang inflasi di Kota Malang yakni cabai rawit, tempe, tahu mentah dan jeruk," kata dia.

Kelompok penyumbang inflasi terbesar ketiga berasal dari kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya. Inflasi kelompok ini pada Januari 2021 tercatat 0,32 persen. Komoditas dari kelompok ini terdiri atas emas perhiasan dan lipstik.

Secara keseluruhan, kata Sunaryo, pengendalian harga di Kota Malang masih dalam batas normal. Harga bahan pokok masih terkendali, suplai terjaga, sedangkan permintaan terbatas. Aspek ini yang belum sempurna ini perlu didorong ke depannya. 

Di sisi lain, Sunaryo juga menjelaskan, beberapa komoditas yang ikut menyumbang deflasi di Kota Malang. Pertama, angkutan udara yang menjalani penurunan harga sebesar 7,04 persen. Komoditas ini memberikan deflasi terbesar sekitar 0,09 persen.

Komoditas penyumbang deflasi kedua terbesar berasal dari telur ayam ras. Komoditas ini sempat mengalami penurunan harga sampai 10,72 persen. "Sehingga andil deflasinya sebesar 0,06 persen," kata dia.

Penyumbang deflasi berikutnya dari komoditas daging ayam ras. Harga bahan makanan ini mengalami penurunan sekitar 4,30 persen. Dengan kata lain, komoditas ini memberikan andil deflasi sebesar 0,05 persen.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement