Selasa 02 Feb 2021 01:33 WIB

Pemimpin Myanmar Dikudeta, Bangladesh Pikirkan Rohingya

Bangladesh berharap Myanmar tetap berupaya memulangkan pengungsi Rohingya

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Sekelompok pengungsi Rohingya di atas kapal angkatan laut saat mereka pindah ke Pulau Bhashan Char, di Chittagong, Bangladesh 29 Desember 2020. Kelompok kedua pengungsi Rohingya dipindahkan ke pulau Bhashan Char di bawah distrik Noakhali.
Foto: EPA-EFE/MONIRUL ALAM
Sekelompok pengungsi Rohingya di atas kapal angkatan laut saat mereka pindah ke Pulau Bhashan Char, di Chittagong, Bangladesh 29 Desember 2020. Kelompok kedua pengungsi Rohingya dipindahkan ke pulau Bhashan Char di bawah distrik Noakhali.

REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Bangladesh menyerukan perdamaian dan stabilitas di Myanmar setelah terjadi kudeta militer pada Senin (1/2). Bangladesh berharap Myanmar tetap melakukan upaya untuk mengedepankan proses pemulangan pengungsi Rohingya yang sebelumnya telah terhenti. 

Militer Myanmar telah merebut kekuasaan dalam kudeta melawan pemerintahan Aung San Suu Kyi yang terpilih secara demokratis. Suu Kyi ditahan bersama dengan para pemimpin lain dari partai Liga Nasional untuk Demokrasi dalam sebuah penggerebekan pada Senin (1/2) dini hari. 

Baca Juga

"Kami berharap proses demokrasi dan pengaturan konstitusional akan ditegakkan di Myanmar. Sebagai negara tetangga kami ingin melihat perdamaian dan stabilitas di Myanmar," ujar Kementerian Luar Negeri Bangladesh dalam sebuah pernyataan. 

Baca juga : Hilang 15 Tahun, Keluarga Muslim Temukan Anaknya Jadi Hindu

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement