Senin 01 Feb 2021 19:27 WIB

Candi Borobudur Dinilai tak Dapat Menjadi Rumah Ibadah

Candi Borobudur dibangun sebagai sebuah monumen.

Rep: Muhyiddin/ Red: Ani Nursalikah
Borobudur Dinilai tak Dapat Menjadi Rumah Ibadah. Sejumlah wisatawan berada di kompleks Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Magelang, Jateng, Rabu (28/10/2020). Memasuki musim libur panjang kali ini wisatawan dari berbagai daerah mulai mengunjungi kawasan wisata candi Borobudur meskipun tidak diperbolehkan menaiki candi dan hanya dibatasi hanya 3.000 pengunjung per hari.
Foto: Antara/Anis Efizudin
Borobudur Dinilai tak Dapat Menjadi Rumah Ibadah. Sejumlah wisatawan berada di kompleks Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Magelang, Jateng, Rabu (28/10/2020). Memasuki musim libur panjang kali ini wisatawan dari berbagai daerah mulai mengunjungi kawasan wisata candi Borobudur meskipun tidak diperbolehkan menaiki candi dan hanya dibatasi hanya 3.000 pengunjung per hari.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Ketua Umum Parisadha Buddha Dharma Niciren Syosyu Indonesia (NSI) ini, Suhadi Sendjaja mengatakan, Candi Borobudur di Magelang tidak bisa dijadikan rumah ibadah umat Buddha dunia. Karena, menurut dia, di dalam agama Buddha sendiri terdapat banyak sekte.

“Kalau Borobudurnya sendiri, karena agama Buddha di dunia ini kan macam-macam sektenya, sehingga tentu kalau ini dijadikan sebagai rumah ibadah, saya kira bukan tempat ibadah mungkin ya,” ujar Suhadi saat dihubungi Republika.co.id, Senin (1/2).

Baca Juga

Apalagi, menurut dia, candi berbentuk stupa ini didirikan oleh para penganut agama Buddha Mahayana sebagai monumen, bukan sebagai tempat ibadah. Karena itu, menurut dia, tidak bisa Borobudur dijadikan sebagai rumah ibadah.

“Borobudur sendiri sebuah monumen mazhab Mahayana. Jadi saya kira itu sebetulnya eksistensinya bukan sebagai rumah ibadah,” ucapnya.

Kendati demikian, menurut Suhadi, di sekitar Borobudur mungkin bisa didirikan rumah ibadah Buddha dari berbagai sekte tersebut, sehingga bisa menjadi pusat kegiatan keagamaan terbesar di dunia.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement