Selasa 02 Feb 2021 05:15 WIB

Belajar Adil dari Kisah Nabi Musa

Teladan Nabi Musa tertuang dalam Alquran Surat Al-Qasas.

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Ani Nursalikah
Belajar Adil dari Kisah Nabi Musa.
Foto: tangkapan layar Reuters/Jumana el-Heloueh
Belajar Adil dari Kisah Nabi Musa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat ini banyak ketidakadilan tidak pada tempatnya. Di media sosial banyak berbagai pendapat masyarakat positif maupun negatif. Bahkan, suatu masalah yang kecil bisa dibesarkan, bisa menyalahkan orang lain dan membuat orang sakit hati dengan perkataan-perkataan yang ada di media sosial.

Dalam surat An-Nisa ayat 135 terdapat perintah Allah SWT kepada hambanya untuk terus melakukan kejujuran dan keadilan. "Hai orang-orang yang beriman, teruslah jujur ​​dengan keadilan (dengan orang lain), bersaksi bagi Allah, meskipun itu bertentangan dengan dirimu atau orang tua (kamu) dan kerabat terdekat.  Dalam kasus (orang tersebut) kaya atau miskin, maka Allah adalah Pelindung Terbaik untuk keduanya. Jadi jangan pernah mengikuti prasangka, untuk melakukan keadilan dan jika Anda memutarbalikkan atau menyimpang, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa pun yang Anda lakukan".

Baca Juga

Dilansir dari About Islam, terdapat pelajaran yang bisa ditauladani dari kisah nabi Musa SAW yang diriwayatkan dalam Surat Al-Qasas sebagai berikut.

1. Penindasan terjadi karena perpecahan

"Sungguh, Firaun meninggikan dirinya di negeri itu dan membuat orang-orangnya menjadi faksi-faksi, menindas satu sektor di antara mereka, membantai anak laki-laki mereka (yang baru lahir) dan menjaga agar perempuan mereka tetap hidup. Sungguh, dia termasuk para perusak". (Al-Qasas ayat 4)

"Bagilah dan taklukkan” bukan hanya ungkapan indah untuk membagi pekerjaan. Ini adalah taktik yang telah dipelajari oleh para sejarawan selama berabad-abad. Ini telah digunakan untuk berhasil menjajah tanah, digunakan dalam perang dan digunakan dalam perdagangan budak transatlantik. Ayat ini tidak hanya menjelaskan betapa liciknya Firaun. Ayat ini mengingatkan akan prasyarat untuk melengkapi dominasi suatu bangsa. Jika bisa mengenali gejalanya sejak dini, maka memiliki keuntungan berada di sisi kanan pertarungan.

Sayangnya, sifat berbahaya dari perpecahan semacam itu memudahkan orang untuk mengabaikan dan bahkan membenarkan ketidakadilan. Malcolm X pernah berkata jika Anda tidak berhati-hati, surat kabar akan membuat Anda membenci orang-orang yang ditindas dan mencintai orang-orang yang melakukan penindasan.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement