REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyiapkan satgas untuk menangani sampah selama musim hujan dan cuaca ekstrem. Sebanyak 5 ribu personel yang terdiri dari UPK Badan Air dan Suku Dinas Lingkungan Hidup pada lima kota administrasi Jakarta disiagakan selama 24 jam di lokasi rawan terdapat tumpukan sampah saat banjir kiriman terjadi.
Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Syaripudin mengatakan, ribuan petugas itu bertugas untuk memantau perkembangan situasi dan melakukan penanganan sampah. Terutama di 10 titik khusus, yaitu aliran Sungai Ciliwung, aliran Pesanggrahan Angke, dan aliran Kali Sunter.
"Selain satgas ini, personel dan armada organik tetap melakukan pelayanan rutin. Personel dan armada organik ini siap juga dimobilisasi melakukan penanganan pascabanjir," kata Syaripudin dalam keterangan tertulisnya, Senin (1/2).
Dia menjelaskan, sarana yang disiagakan satgas ini terdiri dari 44 mobil pickup angkut sampah, 50 truk sampah, lima ekskavator jenis spider, enam ekskavator long arm, 20 ekskavator jenis biasa, serta satu ekskavator liebher. Penggunaan seluruh sarana itu didampingi oleh 23 orang petugas mobilisasi dan 12 orang petugas mekanik.
"Jika perlukan armada pelayanan rutin dari daerah lain juga dapat dimobilisasi ke daerah terdampak. Target kita penanganan cepat sesuai arahan gubernur," ujarnya.
Syaripudin menuturkan, Dinas Lingkungan Hidup juga memiliki standar operasional prosedur (SOP) penanangan sampah di musim penghujan. Ia menyebut, SOP dilakukan berdasarkan perkembangan kondisi hasil pantauan dari tim satgas, BPBD/BMKG/CRM/info lainnya terkait kenaikan tinggi muka air (TMA) Katulampa, curah hujan yang tinggi dan banjir ROB.
Hasil pantauan maupun infirmasi TMA itu dibagi menjadi empat mode, yaitu mode normal, mode awas, mode tergenang, dan mode rehabilitasi. Dia pun memastikan pihaknya akan menangani tumpukan sampah dengan baik."Kami pastikan sistem penanganan sampah berjalan efektif " tutur dia.