REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN -- Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Balikpapan dr Andi Sri Juliarty menduga, cepatnya penularan Covid-19 di Kota Minyak dalam sebulan terakhir bisa disebabkan oleh virus tipe D614G. Virus tersebut merupakan mutasi dari virus SARS-Cov-2 atau Covid-19.
“Ini virus Covid-19 yang sudah bermutasi, yang dapat menular lebih cepat dengan masa inkubasi hanya tiga hari, sementara virus Covid-Wuhan perlu waktu 14 hari,” terang dr Juliarty, yang juga Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Balikpapan, Senin (1/2).
Namun, menurut Kadinkes, hal tersebut masih harus dibuktikan dulu di laboratorium biomolekuler. Juga diyakini, kasus penularan virus Covid-19 jenis baru itu di berbagai tempat di Indonesia, maka Kementerian Kesehatan RI juga sudah memerintahkan 13 laboratorium biomolekuler untuk meneliti kasus-kasus Covid-19 dalam sebulan terakhir.
Kemudian, menurut dr Juliarty, kecepatan penularan Covid-19 di Balikpapan juga berkenaan dengan mobilitas warga dan posisi Balikpapan sebagai pintu gerbang Kalimantan Timur. “Di sini kan pergerakan orang sangat tinggi, maka risiko penularan juga cukup tinggi,” katanya.
Dengan memiliki Bandara Sepinggan, Pelabuhan Semayang, Pelabuhan Peti Kemas Kariangau, juga Pelabuhan Ferry Kariangau, termasuk Pelabuhan Klotok Kampung Baru, yang semuanya adalah pintu masuk Balikpapan, tidak mudah mengontrol pergerakan orang ke Kota Minyak. Sejauh ini, baru orang yang ke luar dan masuk lewat Bandara Sepinggan yang dipastikan bebas dari Covid-19.
Sebab itu pula, Satgas Covid-19 Balikpapan melakukan pemeriksaan rapid test antigen di gerbang masuk kota lewat jalur darat di utara. Walaupun keterbatasan sediaan alat testsehingga dilakukan secara acak.
“Yang hasil tesnya positif tidak boleh masuk Balikpapan, dan dirujuk untuk segera melakukan test swab,” kata Kadinkes dr Juliarty.