Selasa 02 Feb 2021 11:07 WIB

Pulang dari Bali, 193 Warga Boyolali Jalani Tes Antigen

Mereka berwisata ke Bali dengan menumpang lima bus

Petugas kesehatan mengambil sampel lendir hidung pegawai Dinas Kesehatan di Kantor Dinas Kesehatan, Boyolali, Jawa Tengah, Senin (25/1/2021). Tes cepat atau Rapid Test Antigen tersebut dilakukan kepada pegawai lingkungan Dinas Kesehatan sebagai langkah mengetahui kondisi kesehatan pegawai serta mengantisipasi penyebaran COVID-19.
Foto: ANTARA/Aloysius Jarot Nugroho
Petugas kesehatan mengambil sampel lendir hidung pegawai Dinas Kesehatan di Kantor Dinas Kesehatan, Boyolali, Jawa Tengah, Senin (25/1/2021). Tes cepat atau Rapid Test Antigen tersebut dilakukan kepada pegawai lingkungan Dinas Kesehatan sebagai langkah mengetahui kondisi kesehatan pegawai serta mengantisipasi penyebaran COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI--Sebanyak 193 warga yang tergabung dalam paguyuban pedagang Pasar Cepogo, sepulang wisata dari Bali disekat dan dikumpulkan di Asrama Haji Donohudan Ngenplak, Kabupaten Boyolali, Selasa, untuk dites cepat antigen untuk mencegah penyebaran Covid-19.

Mereka yang menumpang lima armada bus, langsung dikumpulkan disekitar pukul 06.00 WIB, untuk mengikuti skrining deteksi dini untuk mengurangi risiko penularan Covid-19 dengan tes cepat antigen.

Menurut Kasi Penindakan Satpol PP Kabupaten Boyolali, Trijoko Mulyono, tim gabungan terdiri dari Satpol PP Kabupaten Boyolali bersama TNI, dan Polri melakukan penyekatan. "Kami akan melakukan pendalaman apakah kegiatan wisata tersebut ada indikasi pelanggaran protokol kesehatan atau tidak. Karena, kami menemukan ada beberapa anak-anak, dan melihat volume bus yang ditumpangi, apakah sesuai dengan protokol kesehatan atau tidak," kata Trijoko.

Pihaknya segera mencari siapa panitia, pemrakarsa atau yang bertanggung jawab. Jika ditemukan pelanggaran protokol kesehatan akan diberikan sanksi. "Ada lima bus yang mengangkut sebanyak 193 penumpang yang terdiri dari 170 orang dewasa dan 23 anak-anak," kata Trijoko.

Petugas dari Kecamatanan sudah mengimbau untuk menunda kegiatan sampai Pemberlakukan Pembetasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) selesai, tetapi mereka dengan alasan dan suatu hal, baik panitia maupun peserta akhirnya nekat berangkat wisata ke Bali.

Mereka wisata ke Bali sekitar empat hari dan pihaknya mengetahui informasi tersebut setelah rombongan akan pulang ke Boyolali. Setelah dilakukan penyekatan dan dites cepat antigen, jika hasilnya reaktif akan dilakukan tes usap. Jika ditemukan ada indikasi positif Covid-19, sudah disediakan di asrama haji untuk ruang isolasi mandiri. 

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement