REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah berupaya menyalakan kembali api abadi Mrapen di Desa Manggarmas, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, yang saat ini padam karena diduga ada kebocoran gas.
"Saat ini, kami akan melakukan pemetaan jalur gas alam bawah tanah dan survei di mana jebakan (gas) yang paling besar. Bagaimana pun api Mrapen akan kami pertahankan karena sudah jadi destinasi wisata dan ikon Grobogan," kata Kepala Bidang Ketenagalistrikan dan Energi Baru Terbarukan (EBT) Dinas ESDM Jateng Imam Nugroho.
Ia menjelaskan, upaya pencarian titik gas tersebut menggunakan soil resistivity (geolistrik) atau alat untuk mengukur lapisan tanah dan menampilkan jebakan-jebakan atau jalur gas alam yang hasilnya akan tampak dalam bentuk tiga dimensi.
Hasil dari pencarian titik gas tersebut, lanjut dia, akan ditentukan titik mana yang paling besar, kemudian dieksploitasi atau dimanfaatkan. "Gas dari titik yang paling besar tersebut akan disalurkan dengan menggunakan pipa ke lokasi destinasi wisata api abadi Mrapen," ujarnya.
Dia optimistis dengan langkah ini api abadi Mrapen akan kembali menyala pada tahun ini. "Pembangunan sekitar 3-4 bulan, jadi maksimal 6 bulan ke depan sudah ada hasilnya," katanya.
Jika api abadi Mrapen sudah kembali menyala, Dinas ESDM Jateng meminta agar pengusaha atau warga tidak membuat sumur dan melakukan pengeboran di sekitar lokasi objek wisata tersebut. "Kalau orang ngebor harus ada izin dulu. Tidak bisa sembarangan," tegasnya.
Mengenai sumur di belakang minimarket yang menyebabkan api abadi Mrapen padam, tidak akan ditutup karena jika ditutup, justru berbahaya karena dikhawatirkan jalur gas yang sudah terbentuk secara alami bisa berubah dan bocor ke mana-mana.
"Lebih baik dimanfaatkan saja. Sebenarnya di seberang minimarket itu ada sumur gas yang selama ini sudah dimanfaatkan warga setempat," ujarnya.