Selasa 02 Feb 2021 11:13 WIB

Surabaya Gencarkan Gerakan Donor Plasma Konvalesen

Menurut laporan PMI, jumlah stok plasma konvalesen di Surabaya tertinggi di Indonesia

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Hiru Muhammad
Sejumlah penyintas COVID-19 mendonorkan plasma konvalesen di Unit Tranfusi Darah PMI Surabaya, Jawa Timur, Selasa (26/1/2021). Animo pendonor plasma konvalesen di Kota Surabaya terus meningkat namun demikian PMI hanya mampu melayani hingga 30 pendonor setiap harinya karena keterbatasan alat.
Foto: Antara/Zabur Karuru
Sejumlah penyintas COVID-19 mendonorkan plasma konvalesen di Unit Tranfusi Darah PMI Surabaya, Jawa Timur, Selasa (26/1/2021). Animo pendonor plasma konvalesen di Kota Surabaya terus meningkat namun demikian PMI hanya mampu melayani hingga 30 pendonor setiap harinya karena keterbatasan alat.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA--Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya bakal menggencarkan gerakan "Arek Suroboyo Wani Donor Plasma Konvalesen.' Gerakan ini bertujuan mengajak para penyintas Covid-19 agar mau mendonorkan plasma konvalesen untuk membantu kesembuhan pasien yang masih dalam perawatan. Sehingga angka kematian akibat Covid-19 di Kota Pahlawan bisa terus ditekan.

"Kita berharap arek-arek Suroboyo yang penyintas itu juga wani donor plasma konvalesen. Karena itu akan sangat membantu menekan angka kematian Covid-19," kata Plt Wali Kota Surabaya, Whisnu Sakti Buana di Surabaya, Selasa (2/2).

Whisnu mengatakan, berdasarkan laporan PMI (Palang Merah Indonesia) Surabaya, jumlah stok plasma konvalesen di Kota Pahlawan paling tinggi di Indonesia. Meski demikian, ia berharap para penyintas Covid-19 dapat terus mendukung gerakan donor plasma untuk membantu kesembuhan pasien Covid-19 yang masih dalam perawatan.

Whisnu kembali mengingatkan, upaya yang paling utama dalam mencegah dan memutus mata rantai penularan Covid-19 adalah kesadaran masyarakat dalam menegakkan protokol kesehatan. Maka dari itu, ia menegaskan akan terus berupaya meningkatkan kedisiplinan masyarakat dalam menegakkan protokol kesshatan.

"Ini yang perlu kita tekankan terus ke masyarakat. Jangan pernah lengah dan jangan pernah lelah untuk terus menerapkan protokol kesehatan. Intinya di sana, sama antibodi yang harus kita kuatkan," ujarnya.

Whisnu melanjutkan, salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mendirikan posko di sekitar pasar-pasar tradisional, untuk menggencarkan pengawasan dan penegakan protokol kesehatan. Pasar dinilai sebagai salah satu titik kerumunan yang paling krusial dalam upaya pengendalian penyebaran Covid-19. Sehingga dirasa perlu dilakukan pengawasan lebih ketat untuk bisa memastikan pedagang dan pengunjung benar-benar disiplin protokol kesehatan."Ada beberapa yang memang harus kita perketat lagi. Seperti hasil rapat koordinasi tadi malam itu agar kita juga buka posko-posko di sekitaran pasar tradisional. Karena itu memang di titik-titik kerumunan yang paling krusial," kata Whisnu.

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement