REPUBLIKA.CO.ID, NAYPITYAW -- Panglima Militer Myanmar, Jenderal Min Aung Hlaing ditunjuk memimpin Myanmar setelah kudeta militer, Senin (1/2). Dalam jajaran Tatmadaw, jenderal Min Aung Hlaing dikenal kuat memegang pengaruh politik yang signifikan bahkan sebelum kudeta yang diperintahkan olehnya.
Dia juga dikenal sebagai sosok yang intimidatif. Min Aung Hlaing berhasil mempertahankan kekuatan Tatmadaw, sebutan militer Myanmar, ketika Myanmar beralih ke demokrasi. Namun, dia menerima kecaman dan sanksi internasional atas dugaan perannya dalam serangan militer terhadap etnis minoritas.
Usai kudeta terhadap Presiden Myanmar Win Mynt, dan penasihat negara atau pemimpin sipil Aung San Suu Kyi, Myanmar kini kembali ke pemerintahan militer di bawah kepemimpinannya. Min Aung Hlaing bakal memperluas kekuasaannya dan membentuk masa depan negara dalam waktu dekat.
Jenderal berusia 64 tahun itu menghabiskan seluruh karirnya di militer yang berpengaruh, di mana ia bergabung sebagai kadet awalnya. Dia merupakan seorang mantan mahasiswa hukum di Universitas Yangon. Dia memasuki Akademi Layanan Pertahanan pada tes ketiganya pada 1974. Dikenal sebagai prajurit infanteri yang relatif sederhana kemudian dia mendapatkan promosi reguler dan naik kelas, hingga akhirnya menjadi komandan Biro Operasi Khusus-2 pada 2009.