REPUBLIKA.CO.ID, PANGANDARAN -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pangandaran, Jawa Barat, memulai program vaksinasi Covid-19 pada Selasa (2/2). Orang pertama yang menjalani vaksinasi adalah Pelaksana harian (Plh) Bupati Pangandaran, Kusdiana.
"Saya tadi sudah divaksin. Enak, hanya sakit sedikit. Seperti digigit semut," kata Kusdiana usai menerima suntikan pertama vaksin Sinovac, Selasa.
Sebelum disuntik, ia mengungkapkan harus melalui berbagai tahapan. Pertama, ia harus melakukan registrasi vaksinasi. Setelah itu, petugas vaksinasi mengecek tekanan darah dan melakukan wawancara mengenai riwayat penyakit yang dideritanya. Usai dinyatakan lolos, baru suntikan vaksin diberikan.
Kusdiana tak boleh meninggalkan ruangan seusai menerima suntikan vaksin. Ia masih harus menjalani observasi selama 30 menit untuk memastikan tak ada efek samping usai vaksinasi. "Sampai saat ini belum ada reaksi apapun," ujar dia.
Ia menjelaskan, vaksinasi pertama di Kabupaten Pangandaran dimulai dengan penyuntikan kepada 10 orang perwakilan unsur pimpinan daerah dan tokoh masyarakat. Namun, pada saat yang bersamaan, vaksinasi juga dilakukan di 15 puskesmas di Pangandaran dengan sasaran tenaga kesehatan (nakes).
Pada tahap awal vaksinasi Covid-19 ini, Pangandaran menerima 3.200 dosis vaksin. Itu diprioritaskan untuk nakes yang menjadi garda terdepan dalam penanganan pandemi Covid-19. Setelahnya, baru vaksinasi akan menyasar kalangan masyarakat umum.
"Setalahnya untuk masyarakat. Saya harap mau semua," kata Kusdiana.
Ia menjelaskan, vaksinasi ini dilakukan sebagai upaya mengakhiri pandemi Covid-19. Karenanya, ia mengimbau masyarakat dapat ikut menyukseskan program vaksinasi.
Masyarakat dinilai tak perlu takut untuk melakukan vaksinasi. Sebab, vaksin Covid-19 telah dinyatakan aman oleh BPOM dan dinyatakan halal dan suci oleh MUI.
Selain kepada Plh Bupati, vaksinasi juga dilakukan kepada Ketua DPRD Kabupaten Pangandaran, Asep Noordin. Ia mengaku senang telah menjalani vaksinasi.
"Rasanya senang. Karena mulai hari ini Pangandaran sudah mulai divaksin," kata dia.
Ia mengajak masyarakat tak perlu lagi meragukan program vaksinasi. Sebab, vaksin telah dipastikan tak akan membawa efek samping negatif. Ia juga meminta pemerintah daerah untuk lebih intens melakukan sosialisasi mengenai vaksinasi kepada masyarakat, sehingga tak ada lagi yang menolak.
Asep juga berharap Kabupaten Pangandaran diprioritaskan oleh pemerintah pusat dalam program vaksinasi. "Kita minta diprioritaskan. Apalagi, mobilisasi di Pangandaran ini kan tinggi karena destinasi wisata. Covid-19 kan menular dari mobilisasi tinggi," kata dia.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pangandaran, Yani Achmad Marzuki mengatakan, total terdapat 15 puskesmas di Pangandaran yang disiapkan menjadi tempat vaksinasi. Selain itu, sebanyak 200 vaksinator juga sudah mendapat pelatihan untuk pelaksanaan vaksinasi Covid-19. Ia menargetkan, pelaksanaan vaksinasi tahap awal kepada nakes itu bisa selesai pada Februari.
"Kita upayakan selesai dalam sepekan, lalu kemudian vaksinasi dosis kedua 14 hari kemudian. Target, Februari sudah selesai vaksinasi untuk 100 persen nakes di Pangandaran," kata dia.
Menurut Yani, pelaksanaan vakninasi kepada nakes tak akan menemui banyak kendala. Sebab, sejak jauh hari pihaknya sudah melakukan sosialisasi kepada nakes.
"Kalau nakes semua kan ada di puskesmas, insyaallah tidak ada masalah. Karena dari awal sudah diingatkan terus. Kalau masyarakat luas yang mungkin susah," kata dia.